Pemerintah Didesak Segera Bangun Ruas Semarang-Demak
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Warga yang bermukim di Genuk, Kota Semarang, dan Sayung (Demak), Jawa Tengah, mendesak pemerintah segera mewujudkan Jalan Tol Semarang- Demak sepanjang 25,25 kilometer di jalur pesisir itu.
Fungsi Jalan Tol Semarang-Demak tidak hanya untuk koneksitas jalur pantai utara (pantura) Jawa yang kian padat kendaraan truk dan bus, tetapi juga berfungsi sebagai tanggul pantai untuk mencegah terjadinya rob masuk ke daratan.
Sejumlah warga yang ditemui, Jumat (23/2), mengemukakan, masyarakat sudah tidak sabar menunggu realisasi proyek Jalan Tol Semarang-Demak yang juga berfungsi untuk mencegah banjir.
”Dengan jalan tol itu sudah dibangun, diharapkan tidak ada lagi kawasan permukiman di pesisir utara Semarang dan Demak yang kebanjiran,” ujar Ali Sofyan (45), warga Genuk di Kota Semarang.
Harapan sama juga dikemukakan Sukemi (47), warga di Sayung, Demak, yang juga menginginkan proyek jalan tol itu jangan terlalu lama. Kalau bias, proyek jalan tol segera dimulai 2018 supaya bisa berfungsi akhir 2019.
”Warga di sini sudah capek setiap musim hujan, permukimannya selalu dilanda banjir,” ujar Sukemi.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang M Farchan mengemukakan, salah satu upaya pengurangan banjir di pesisir utara Kota Semarang hingga Demak memang melalui tanggul laut yang dibuat juga untuk jalan tol.
Jalan tol nantinya terintegrasi, diperkirakan pembangunannya menelan biaya Rp 7,71 triliun.
Mengenai zonasi lokasi Jalan Tol Semarang-Demak itu sudah selesai penggarapannya.
Zonasi yang sudah ditetapkan adalah sepanjang pantai pesisir dengan kebutuhan lahan mencapai 1,887 hektar. Lahan itu terbagi di ruas seksi I dari Semarang hingga perbatasan Demak, kemudian seksi II dari batas Semarang hingga Kota Demak.
”Pemkot juga berharap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat memprioritaskan pembangunan proyek tol itu. Saat ini, sedang dilakukan penyusunan proyek perencanaan fisiknya atau Detail Engineering Design (DED). Pekerjaan itu semua dilakukan oleh tim dari Jakarta,” ujar M Farchan.
Secara terpisah, calon gubernur dari koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Nasdem, serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ganjar Pranowo menyatakan, pihaknya sudah mengunjungi warga yang kebanjiran di kawasan Sayung, Demak.
Kunjungan itu terkait dengan kesiapan dirinya maju kembali sebagai gubernur Jateng pada pemilihan gubernur 2018.
Dari peninjauan itu, penanganan sementara untuk pengurangan banjir memang dibutuhkan setidaknya empat mesim pompa untuk menyedot air dari permukiman supaya bisa dibuang ke laut.
Hanya saja, mesin pompa air lumayan mahal, satu unit harga mencapai sekitar Rp 500 juta. Banjir ini pun juga akibat luapan Sungai Dombo dan rob.