BANDUNG, KOMPAS — Mabes Polri dan Polda Jabar tengah bekerja sama mengusut keterkaitan dua kasus penganiayaan pemuka agama dan 13 kasus hoaks dengan isu serupa. Segala kemungkinan akan ditelusuri untuk mencegah hal ini terulang lagi.
”Kami tidak akan berhenti menelusuri kasus ini. Namun, hingga kini memang belum ada bukti kasus-kasus itu berkaitan,” kata Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto di Bandung, Jumat (23/2).
Sebelumnya, dua kasus penganiayaan terjadi di Jabar. Pada 21 Januari 2018, Pemimpin Pesantren Al Hidayah KH Umar Basyri dianiaya A (56) di Cicalengka.
Kasus serupa terjadi pada 1 Februari 2018. Komandan Brigadir Persatuan Islam R Prawoto dianiaya AM (45) hingga meninggal di Bandung. Berdasarkan pemeriksaan psikiater Polda Jabar, A dan AM mengalami gangguan jiwa.
Setelah kejadian itu, lantas merebak kabar bohong terkait isu serupa. Total ada 13 kabar bohong yang menyebar di dunia maya. Pelakunya berasal dari Sukabumi, Bogor, Garut, dan Cimahi.
Agung mengatakan, pihaknya tengah menjalin kerja sama secara intensif dengan Direktorat Siber Mabes Polri menelisik kasus ini. Tujuannya agar bukti yang dicari dan dibutuhkan bisa didapatkan lebih beragam dan akurat.
”Kami tegaskan, penyelidikan akan terus berlangsung. Tidak akan berakhir dengan pelaku yang menderita gangguan jiwa atau menangkap penyebar kabar bohong saja,” katanya.