SURABAYA, KOMPAS — Penyediaan informasi yang beragam dan berkualitas bagi sivitas akedemika perlu terus didorong dan dikembangkan. Informasi itu diperlukan untuk memperkaya referensi akademik bagi mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan penelitian serta tulisan yang berkualitas.
Hal itu mengemuka dalam penandatanganan perjanjian kerja sama (MOU) Kompas.id dalam Jaringan Wi-Fi Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Kerja sama itu dijalin oleh PT Kompas Media Nusantara (Kompas) bersama Unair, Jumat (23/2), di Airlangga Convention Center, Surabaya.
Nota kesepahaman itu ditandatangani Rektor Unair Mohammad Nasih dan Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo. Acara digelar di sela pergelaran Airlangga Education Expo yang berlangsung Jumat-Minggu (23-25/2).
Bentuk kerja sama itu berupa penyediaan akses harian Kompas dalam bentuk digital, yakni Kompas.id, yang bisa diakses di jaringan Wi-Fi Unair. Sebanyak 35.000 sivitas akademika Unair bisa memperoleh informasi khas harian Kompas di Kompas.id melalui laman www.kompas.id atau aplikasi Kompas.id yang bisa diunduh di gawai dengan sistem operasi Android dan iOS.
Nasih mengatakan, dosen dan mahasiswa perlu mendapatkan banyak referensi dalam membuat penelitian. Selain dari buku, Kompas.id dianggap memiliki informasi berkualitas untuk dijadikan sumber kajian akademik.
”Universitas Airlangga memiliki laboratorium baru bernama Kompas.id untuk menambah wawasan sivitas akademika. Data dan informasi yang disusun oleh Kompas sejak 1965 bisa diolah untuk memperkaya kajian mahasiswa dan dosen,” ujar Nasih.
Menurut Nasih, Unair dan Kompas memiliki misi yang sama, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, kedua belah pihak bisa saling berkontribusi dengan sumber daya yang dimiliki. Unair akan memperluas jangkauan pembaca Kompas, sedangkan Kompas memberikan informasi yang berkualitas yang bisa dijadikan referensi.
Budiman mengatakan, Unair merupakan universitas negeri pertama yang berkerja sama dengan harian Kompas. Kerja sama dengan kalangan universitas diperlukan karena data yang ada di Kompas bisa membantu pasokan data penulisan karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal penelitian. Terlebih, universitas terus didorong menghasilkan jurnal internasional.
Informasi yang dihasilkan Kompas layak menjadi sumber referensi karena tidak berisi hoaks atau berita bohong. Semua informasi melalui proses verifikasi. Jurnalisme presisi yang disajikan Kompas juga berbasis data yang lengkap dari pertama kali terbit pada 28 Juni 1965. (SYA)