BANYUWANGI, KOMPAS — Hujan deras mengguyur Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sejak Sabtu (24/2), siang hingga sore. Akibatnya, pergelaran festival Drum Band Etnik akhirnya batal.
Semula Festival Drum Band Etnik dirancang digelar di depan kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pukul 13.00 WIB. Festival drum band pelajar tersebut diikuti ratusan peserta dari tingkat TK hingga SMA.
Peserta sebenarnya sudah siap meyuguhkan atraksi drum band yang mengolaborasikan alat musik drum band dengan alat musik tradisional.
Namun, seluruh persiapan seolah sia-sia karena hujan deras mengguyur Banyuwangi sebelum festival dibuka.
Pantauan Kompas, Sabtu (24/2), menunjukkan, jalan A Yani yang dijadikan rute keberangkatan parade drum band sudah disterilkan sejak pukul 12.00. Warga juga sudah berkerumun di pingiran jalan menantikan festival dimulai.
Sementara itu, di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sejumlah tamu kehormatan sudah duduk di tenda kehormatan.
Beberapa di antaranya ialah Wakil Bupati Banyuwangi Yusup Widiatmoko, Ketua Dekranasda Banyuwangi Ipuk Festiandani Azwar Anas, dan jajaran forum komunikasi pimpinan daerah.
Pergelaran festival Drum Band Etnik dibuka dengan penampilan Akademi Kelautan Banyuwangi sebagai penampil kehormatan. Seusai tampilan tersebut, hujan gerimis mulai mengguyur.
Sebelum parade dan peserta festival dilepas, warga disuguhi sebuah tampilan dari TK Hang Tuah Banyuwangi. Namun, belum rampung penamilan mereka, hujan deras turun.
Sontak peserta dan penonton sibuk mencari tempat untuk berteduh. Wakil Bupati Banyuwangi yang belum sempat memberikan sambutan hanya bisa terduduk dengan raut muka bingung.
Hujan deras terus mengguyur hingga akhirnya satu per satu peserta dan penonton pulang.
”Festival Drum Band untuk sementara batal digelar hari ini. Apakah nantinya akan dicari tanggal lain belum ada keputusan,” ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Banyuwangi Djuang Pribadi.
Djuang mengatakan, pembukaan dan pelepasan peserta festival sebenarnya akan dilakukan oleh Wakil Bupati Banyuwangi.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas akan menyusul setelah mendarat di Banyuwangi seusai berkegiatan di Surabaya.
Batalnya festival drum band etnik membuat sebagian peserta merasa sedih. Pasalnya persiapan yang mereka lakukan terkesan sia-sia.
”Saya sudah urunan hingga Rp 950.000 untuk bisa tampil, ternyata tidak jadi tampil. Urunan itu digunakan untuk sewa kostum, make-up, dan transportasi,” ujar Dianty, salah satu peserta kategori sekolah menengah pertama.
Gelaran festival drum band etnik kali ini merupakan tahun kedua pelaksanaan. Antusiasme peserta ataupun wisatawan yang menonton yang tinggi membuat acara tersebut digelar kembali.
Para peserta drum band seharusnya akan berparade sejauh 2,5 kilometer. Peserta semula akan berjalan dari depan kantor Pemkab Jalan A Yani menuju Taman Blambangan.