TARUTUNG, KOMPAS — Patahan Renun yang membelah Tapanuli kembali bergerak pada Sabtu (24/2) pukul 17.02 WIB. Hal itu menimbulkan gempa di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, berkekuatan M 5,0.
Guncangan gempa membuat warga berhamburan keluar dari rumah. Gibson, anggota staf BPBD Tapanuli Utara, mengatakan, warga sempat panik, tetapi kembali tenang dan beraktivitas seperti biasa setelah gempa mereda.
Dona Situmeang, Kepala Bagian Humas Pemkab Tapanuli Utara, yang dihubungi dari Medan, menyebutkan, warga Tarutung merasakan dua kali gempa susulan pascagempa yang besar.
”Sekitar 10 detik tadi guncangan yang besar,” ujar Dona. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Moch Riyadi mengatakan, berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa bumi berkekuatan M 5,0 itu berpusat di koordinat 2,04 LU dan 98,92 BT, atau di darat dengan jarak 20 km arah barat daya Tapanuli Utara pada kedalaman 10 km.
Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan, gempa bumi ini berpotensi dirasakan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dan sekitarnya dalam skala intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI).
Guncangan gempa bumi dengan intensitas ini belum berpotensi menimbulkan kerusakan.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar besar Sumatera, tepatnya di segmen Renun.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme sesar geser menganan (Dextral Strike Slip).
Sebelumnya, BMKG menyatakan kekuatan gempa M 5,3, tetapi kemudian diperbaiki menjadi M 5.
Balai Besar Meteorologi, Klimatolologi, dan Geofisika Wilayah I Medan melaporkan, hingga pukul 18.01 WIB terjadi tiga kali gempa susulan dengan kekuatan tertinggi M 3,4.
Pada Sabtu pukul 08.17, patahan Renun juga bergeser, membuat gempa terasa di Samosir dan Humbang Hasundutan dengan kekuatan M 4,4.