TUBAN, KOMPAS — Luapan Sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menelan korban jiwa. Hendrik Budy Prasetyo (18) tenggelam di areal persawahan Desa Ngadirejo, Sabtu (24/2) sekitar pukul 15.30. Pencarian korban dihentikan karena kondisi gelap.
Kepala Kepolisian Sektor Rengel Ajun Komisaris Yani Susilo menuturkan, awalnya korban bersama temannya bernama Ikhwan (16) bermain di area genangan banjir.
Saat akan kembali ke tepi, korban lemas dan tidak kuat lagi berenang hingga akhirnya tenggelam. ”Pencarian akan dilanjutkan Minggu pagi,” kata Yani.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Djoko Ludiyono mengimbau warga menghindari bermain di sekitar sungai yang arusnya bertambah deras karena wilayah hulu seperti Bojonegoro surut. Aliran air ke hilir bertambah deras, termasuk luberannya.
Sementara itu, di Bojonegoro, sekitar pukul 14.00, tanah di bawah jembatan Bojonegoro-Cepu di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, longsor selebar 5 meter dan sepanjang 30 meter. Akibatnya, rumah Slamet (50) dan Azis (35) tinggal berjarak 2 meter dari bibir Bengawan Solo.
Meskipun sejak pukul 17.00 wilayah Bojonegoro diguyur hujan disertai petir, hal itu belum berpengaruh signifikan terhadap debit air Bengawan Solo.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi BPBD Bojonegoro, elevasi air Bengawan Solo di Bojonegoro Kota justru turun 63 sentimeter dibandingkan posisi tertinggi ketika siaga merah.
Papan duga tinggi muka air mencapai puncaknya 15,06 pheilschaal (15,06 meter di atas permukaan laut) pada pukul 00.00. Selanjutnya, tinggi muka air berangsur turun hingga pukul 19.00, menjadi 14,43 meter di atas permukaan laut.
”Tetapi warga di bantaran sungai diminta tetap mewaspadai banjir. Bojonegoro masih siaga kuning,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo.