SURABAYA, KOMPAS - Pelaku industri kecil menengah (IKM) menyambut baik fasilitas yang diberikan pemerintah melalui kementeri perindustriam dan pemangku kepentingan yang hendak memberikan fasilitas kemudahan impor bahan baku untuk tujuan produk ekspor nasional.
Topik itu terungkap saat sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) fasilitas KITE IKM (Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor IKM) yang melibatkan komunitas IKM Jawa Timur di Surabaya, Selasa (27/2).
Heny Martina, komunitas IKM Malang yang memproduksi daster bordir "Heny Collection" mengaku akan memanfaatkan fasilitas KITE IKM. Dia mengaku saat ini mempekerjakan empat karyawan bordir di rumah dan enam di gudang workshop di Kota Malang.
"Pasar saya masih nasional belum sampai ekspor, namun produk says diterima baik di pasar. Pedagang mendatangi saya bahkan saat produk saya belum selesai, sehingga saya tidak memerlukan salesman dan marketing. Saya berharap bisa membeli mesin-mesin jahit yang dari luar negeri terutama Tiongkok yang harganya cukup murah. Saya belum paham apakah kebutuhan ini masuk ke kriterika KITE. Kebutuhan bahan aku impor benang dan kain juga ada," katanya.
Endang Sulityowati, produsen bubuk janggelan (agar agar dari bahan herba) dari Kecamatam Wagir, Kabupaten Malang mengaku produknya belum ekspor, namun pasarnya kuat karena agar-agar yang ia buat memiliki khasiat kesehatan penurun tekanan darah dan bisa menjadi nutrisi pengganti diet.
"Saya masih menjajaki pasar dan berharap bisa masuk ke pasar ekspor jika memperbaiki produk," katanya.
Ida Yudo, produsen keripik buah asal Kabupaten Malang, mengaku keripik buah nangkanya favorit di pasar kota besar. Doa membutuhkan mesin-mesin untuk meningkatkan otomasi dan kualitas produksi.
"Mesin penggorengan keripik yang saat ini saya pakai hasil kerjasama dengan saudara kandung dalam bisnis keluarga. Saya bekas karyawan bank ingin memperkuat hubungan pasar ke luar negeri karena pasar keripik buah masih menjanjikan," katanya.
Dirjen IKM Gati Wibawaningsih dalam FGD KITE IKM menjelaskan, bahwa fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Untuk IKM (KITE IKM) yang diluncurkan Januari 2017 diyakini bisa menurunkan biaya produksi IKM dan berujung peningkatan daya saing dan akhirnya pendapatan.
Fasilitas yang diberikan melalui KITE IKM berupa pembebasan bea masuk, tidak dipungut PPN dan PPN barang mewah atas atas impor barang dan atau bahan untuk diolah, dirakit dan atau dipasang pada barang lain dengan tujuan ekspor.
Tercatat, bahwa IKM di Jawa Timur 2016 mencapai 851.319 IKM melibatkan tenaga kerja hingga 2 juta orang.
Kinerja ekspor IKM di Provinsi Jawa Timur tertinggi di jenis barang perhiasan yang mencapai angka 4,16 miliar dollar AS, lalu alas kaki dengan nilai ekspor 502 juta dollar AS, lalu ekspor untuk mesin dan peralatan listrik mencapai 471 juta dollar AS.