BREBES, KOMPAS — Korban meninggal akibat banjir di Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, bertambah. Hingga Selasa (27/2), tercatat empat korban jiwa dalam musibah akibat luapan Sungai Cisanggarung itu, dari sebelumnya tiga orang. Korban terakhir yang ditemukan kemarin belum teridentifikasi.
Camat Losari Imam Tauhid mengatakan, korban jiwa terakhir ditemukan petugas tim gabungan di Sungai Cisanggarung di Desa Bojongsari. ”Jasad korban ditemukan hanyut di sungai. Masih dalam identifikasi. Total, empat korban jiwa ditemukan,” kata Imam.
Ketiga korban sebelumnya adalah Ani (33) dan Mutiah (58), keduanya warga Desa Bojongsari, serta Saeful Hadi (9), asal Desa Kecipir. Banjir parah di pantai utara Brebes diakibatkan jebolnya tanggul Cisanggarung di beberapa titik, Jumat (23/2) dini hari. Tak pelak ribuan warga Losari harus diungsikan.
Imam menambahkan, hingga Selasa sore, banjir berdampak terhadap 12.000 keluarga dari 12 desa. Jumlah keluarga terbanyak yang terdampak berada di Desa Kalibuntu, yakni 2.887 keluarga, disusul Desa Kedungneng (2.710 keluarga), dan Desa Bojongsari (2.000 keluarga). ”Daerah yang banyak terdampak lokasinya berada di pinggir Sungai Cisanggarung,” katanya.
Wakil Bupati Brebes Narjo mengatakan, sejak awal penanganan banjir difokuskan pada penyelamatan warga dengan mengerahkan tim gabungan TNI, Polri, pemda, serta elemen warga. Prioritas berikutnya, penyediaan makanan dan minuman, serta kebutuhan lain.
Sesuai pantauan Kompas, Selasa, luapan air Cisanggarung di perbatasan Jawa Barat dan Jateng sudah surut. Sejumlah warga Desa Bojongsari, Losari, pun mulai membersihkan rumah, termasuk mengeluarkan barang-barang yang terkena lumpur. Namun, akses di desa tersebut, khususnya yang dekat dengan sungai, masih becek oleh lumpur.
Darta (37), warga Bojongsari, mengatakan, saat Sungai Cisanggarung meluap, rumahnya terendam hingga 1,5 meter lebih. ”Alirannya deras. Barang-barang seperti kasur dan televisi ikut hanyut. Beberapa ayam juga terbawa. Kini, meski sudah surut, kami masih agak khawatir, apalagi kalau hujan turun,” katanya.
Di Kecamatan Salem, Brebes, 751 orang masih mengungsi akibat bencana tanah longsor di Desa Pasir Panjang dan banjir lumpur di Desa Capar, Selasa (27/2). Menteri Sosial Idrus Marham, saat mengunjungi Pasir Panjang, Selasa, meminta kebutuhan pengungsi diprioritaskan. Juga disiapkan penanganan jangka panjang.
”Pesan Presiden (Joko Widodo), pastikan tidak ada anak bangsa yang kena dampak bencana ini. Harus diurusi makannya, diurusi tempatnya. Kalau rumahnya terdampak dan tidak punya tempat tidur, harus dipastikan tidak kehujanan dan kami siapkan tenda-tenda, korban luka harus diobati,” kata Idrus.
Idrus mengatakan, Kementerian Sosial memberikan bantuan sebesar Rp 1,1 miliar untuk tahap awal proses penanggulangan bencana di Brebes tersebut. Idrus juga meminta pemerintah daerah mendata jumlah korban terdampak bencana agar dapat menerima jaminan hidup. ”Masyarakat yang terdampak akan kami siapkan jaminan hidup. Misalnya dari instansi lain sudah menyiapkan rumah sementara atau huntara, Kementerian Sosial menyiapkan isinya,” ujarnya.
Ketua DPR Bambang Soesatyo, yang juga berkunjung ke lokasi, menyampaikan, DPR akan meminta komisi terkait untuk memastikan tidak ada lagi ada bencana. ”Harus ada penelitian. Kalaupun nanti dibangun lagi rumah penduduk di sana, tidak ada lagi longsor,” ujar Bambang.
Sebanyak 751 pengungsi, berasal dari Desa Pasir Panjang sejumlah 82 jiwa dan 669 jiwa berasal dari Desa Capar. Para pengungsi dari Desa Pasir Panjang mengungsi di enam rumah warga. Adapun warga Desa Capar mengungsi ke Desa Windusakti. (DKA/DIT)