Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai Dialog Nasional Sukses Indonesiaku, Selasa (27/2), di Airlangga Convention Center Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, mengatakan, Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan proyek perencanaan fisik (detail engineering desain) trem Surabaya. Saat ini masuk tahap sosialisasi untuk menginformasikan keberadaan proyek kepada masyarakat.
Proyek aktivasi kembali trem Surabaya masuk proyek strategis nasional. Biaya Rp 4,5 triliun, menurut Budi, dilakukan oleh pemerintah dengan menggandeng pihak swasta melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
Adapun pihak yang akan terlibat dalam pembiayaan adalah pemerintah pusat, Pemerintah Kota Surabaya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pemilik 70 persen jalur trem, dan swasta. Adapun pemerintah pusat direncakan ikut berinvestasi Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun.
”Kami akan mulai lelang pada Mei 2018 dan mulai membangun akhir tahun. Ditargetkan trem Surabaya bisa beroperasi pada akhir 2020 karena pengerjaannya membutuhkan waktu 24 bulan,” ujar Budi.
Trem Surabaya membentang sepanjang 17 kilometer dari Joyoboyo hingga Jalan Rajawali. Rute tersebut bakal melintas di tengah Kota Surabaya dan melewati beberapa ikon, seperti Jalan Tunjungan dan kawasan Jembatan Merah.
Trem Surabaya sebagai salah satu transportasi massal mampu mengangkut penumpang hingga 4.500 orang per jam. Ada 29 titik pemberhentian di sepanjang rute dengan waktu tunggu sekitar 6 menit tiap kereta. Adapun waktu tempuh dari Joyoboyo hingga Rajawali sekitar 17 menit. ”Tarif akan ditentukan setelah melakukan survei, tetapi dipastikan akan ada subsidi dari pemerintah pusat dan Pemkot Surabaya agar biayanya murah sehingga membuat orang tertarik menggunakan angkutan umum dibanding kendaraan pribadi,” kata Budi.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyu Drajat, Pemkot Surabaya menyiapkan sarana pendukung trem, di antaranya pembangunan gedung parkir di Terminal Joyoboyo dan Jalan Urip Sumoharjo. Selain itu, ada 10 bus pengumpan dengan rute Terminal Purabaya menuju Terminal Joyoboyo. Hal itu untuk mengakomodasi masyarakat agar tidak menggunakan kendaraan pribadi saat melintas di tengah kota.
”Pemkot Surabaya juga membangun jembatan menghubungkan Stasiun Wonokromo menuju Terminal Joyoboyo untuk memudahkan pengguna kereta api berpindah menuju trem,” ujar Irvan. (SYA)