KUNINGAN, KOMPAS — Ribuan warga di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terpaksa mengungsi akibat pergerakan tanah dan longsor. Kondisi ini berpotensi berdampak lebih luas karena hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi bakal berlangsung sepanjang bulan Maret.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, hingga Rabu (28/2), jumlah pengungsi mencapai 5.034 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di 11 desa di 7 kecamatan, yakni Karangkancana, Ciniru, Kadugede, Maleber, Cibereum, Subang, dan Hantara.
Pengungsi terbanyak berada di Karangkancana dengan 2.139 jiwa dan Ciniru (1.715 jiwa). Pengungsi tersebar di rumah kerabat dan sejumlah posko BPBD Kuningan. Warga mulai mengungsi sejak pergerakan tanah dan longsor sepekan terakhir seiring meningginya curah hujan di daerah perbukitan tersebut.
”Kami terus mendata jumlah pasti para pengungsi. Kami belum tahu sampai kapan warga mengungsi. Alasannya, potensi tanah bergerak dan longsor masih ada,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Agus Mauludin.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi bulan Maret terdapat di 28 dari 32 kecamatan di Kuningan. Kecamatan itu antara lain Cibingbin, Ciwaru, Luragung, dan Kuningan.
”Kami terus memantau daerah rawan pergerakan tanah. Selain membangun dapur umum, posko kesehatan juga didirikan oleh dinas kesehatan setempat,” katanya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn, mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Berdasarkan peta prakiraan cuaca, hujan bulan Maret di Kuningan diprediksi tinggi antara 200 milimeter-500 milimeter.