SEMARANG, KOMPAS - Penyelundupan narkoba dari perairan Kepulauan Riau diduga kuat sampai ke berbagai wilayah pantai utara Jawa Tengah, seperti Kota Semarang, Jepara, Pati, dan Rembang. Narkoba masuk melalui pelabuhan-pelabuhan bayangan.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Tengah, Kamis (1/3), memusnahkan sabu 1,1 kilogram (kg) kualitas premium buatan China, yang disita penyidik saat pengungkapan kasus pada Jumat (2/2).
Sabu tersebut milik tersangka ER (28) alias JOHN yang ditangkap dekat Taman Wisata Kopeng, Dusun Sleker, Desa Kopeng.
“Sabu seberat 1,1 kilogram yang dibungkus Teh China ini mirip barang bukti kasus pengungkapan di perairan Kepulauan Riau kemarin,” kata Kepala BNN Jateng Brigadir Jenderal (Pol) Tri Agus Heru di Kantor BNN Jateng, Kota Semarang, Kamis (1/3).
Dalam bulan ini ada tiga kapal ikan dari China yang ditangkap di perairan Kepulauan Riau. Kasus pertama diungkap 1,03 ton sabu (7 Februari) lalu 1,6 ton sabu (20 Februari). Pengemasan sabu dalam dua pengungkapan tersebut mirip sabu yang beredar di beberapa wilayah pantai utara Jawa.
Menurut Agus, wilayah sepanjang pantai utara Jawa Tengah sangat rawan penyelundupan gelap narkoba. Beberapa kasus terungkap di Kota Semarang, Jepara, Pati, dan Rembang. Penyelundupan dilakukan lewat pelabuhan-pelabuhan bayangan (tidak resmi).
Permen sabu
Di Semarang, tersangka ER mengemas ulang sabu dalam bungkus permen seberat satu gram. Barang bukti 1,1 kg sabu sisa dari total 4 kg sabu yang dimilikinya.
Sisa sabu berhasil diedarkan selama satu bulan terakhir ke wilayah pedesaan dan pinggiran Kabupaten Semarang, Salatiga, dan Boyolali.
Dari hasil pemeriksaan, ER sengaja membeli sejumlah permen merk tertentu di toko terdekat. Isi dalam bungkus permen kemudian diganti dengan gulungan plastik berisi sabu satu gram. Bungkus permen lalu dilekatkan kembali menggunakan lem atau api dari lilin.
Selain diedarkan di Jateng, permen sabu juga dikirim ke Jakarta dan Halmahera melalui jasa pengiriman pos.
“Satu bungkus permen sabu dijual sekitar Rp 1,5 juta. Ini modus distribusi baru terutama di wilayah pedesaan,” kata Tri.