Sebanyak 5,3 Juta Pil PCC Dimusnahkan

Kompas/Runik Sri Astuti

Pemusnahan pil PCC oleh Polresta Sidoarjo, Kamis (1/3).

SIDOARJO, KOMPAS — Kepolisian Resor Kota Sidoarjo, Jawa Timur, memusnahkan 5,3 juta butir pil PCC (paracetamol, caffeine, corisoprodol) dan somadril, Kamis (1/3). Pemusnahan barang senilai Rp 12 miliar itu dilakukan dengan cara digiling dan setelahnya ditanam di dalam tanah. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan.

Kegiatan pemusnahan digelar di halaman Markas Polsek Wonoayu dan disaksikan oleh sejumlah tokoh agama serta tokoh masyarakat. Pemusnahan dilakukan bertahap hingga seluruh barang hancur dan tidak bisa digunakan.

Kepala Polresta Sidoarjo Kombes Himawan Bayu Aji mengatakan, pil yang dimusnahkan itu merupakan barang bukti hasil penggerebekan yang dilakukan pertengahan Januari lalu. Saat itu petugas menggeledah sebuah rumah yang berada di Desa Sawocangkring, Wonoayu.

Dalam penggeledahan ditemukan 5.335.000 butir pil PCC dan somadril yang dikemas dalam 106 dus dan 45 botol kemasan. Polisi juga menangkap Imam (52), penjaga rumah yang diduga terlibat dalam jaringan pengedar obat-obatan yang beroperasi di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya.

Selain itu, ditemukan sejumlah peralatan, seperti sebuah mesin pengepres plastik, timbangan, alat pemanggang (oven), serta kardus yang belum dipakai. Saat digerebek, kondisi rumah gelap, tak berpenghuni, dan pintunya terkunci rapat.

Kompas/Runik Sri Astuti

Pil PCC

Kepala Satuan Reskoba Polresta Sidoarjo Komisaris Sugeng Purwanto menambahkan, IM mengaku dibayar Rp 7 juta hingga Rp 9 juta per bulan untuk mengamankan gudang itu. Berdasarkan informasi sementara yang diperoleh penyidik, pil psikotropika itu diedarkan di Surabaya, Sidoarjo, dan kota-kota lain di luar Jatim.

”Per butir harganya Rp 2.000. Pembelinya berasal dari beragam usia dan latar belakang profesi atau pekerjaan,” kata Sugeng.

Pelaku diduga terkait dengan jaringan narkoba yang ditangkap Polrestabes Surabaya bulan lalu. Oleh karena itulah, pihaknya akan berkoordinasi dengan penyidik dari Polrestabes Surabaya untuk mengungkap komplotan ini. Diduga mereka sudah lama beroperasi di Jatim.