DENPASAR, KOMPAS - Tim Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri mengusut dugaan tindak pidana pencucian uang terkait keberadaan kapal wisata asing yang digeledah di perairan Tanjung Benoa, Bali. Penyidik juga memeriksa awak kapal wisata asing berbendera Kepulauan Cayman.
Hal itu dikatakan Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Komisaris Besar Daniel Tahi Monang Silitonga di kawasan Benoa, Denpasar, Jumat (2/3). Daniel menambahkan, timnya sedang mengumpulkan data-data terkait kapal dan keterangan dari saksi mengenai keberadaan kapal wisata asing yang menjadi target operasi pencarian Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) itu.
“Untuk penyidikannya, kami menyangkakan dengan pasal tindak pidana pencucian uang,” kata Daniel. Penggeledahan dan pemeriksaan terhadap kapal dan awak kapal serta dokumen kapal sejak Rabu (28/2), menurut Daniel, merupakan bagian pengumpulan bukti untuk membuktikan keberadaan kapal terkait dengan perbuatan tindak pidana atau kejahatan pencucian uang.
“Penyidik kami sedang mengumpulkan data. Tadi, tim kami mulai mencocokkan data yang diperoleh terkait kapal dengan keterangan saksi,” kata Daniel. Keberadaan tim dari FBI, menurut Daniel, membantu tim Bareskrim Polri dalam proses pemeriksaan data kapal.
“Keterangan dari FBI menyatakan (kapal) ini terkait kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang di Amerika. Sebagian hasil tindak pidana pencucian uang itu dibelikan kapal ini,” ujarnya.
Sebagian informasi kapal wisata bernama Equanimity itu, antara lain, kapal wisata dilaporkan masuk ke perairan Bali pada 20 November 2017. Kapal wisata sepanjang 91 meter lebih itu pernah berlayar ke sejumlah tempat di Indonesia, antara lain, ke wilayah Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat, sebelum kembali ke Bali dan lego jangkar sekitar 4 mil laut, atau sekitar 7,4 kilometer, dari Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Daniel mengatakan, kapal wisata itu dinyatakan sebagai kapal pesiar pribadi dan tidak disewakan ke wisatawan. Oleh karena itu, ketika polisi menggeledah dan memeriksa kapal wisata itu, mereka tidak menemukan penumpang kapal selain awak kapal.
Awak kapal sudah diperiksa dan dimintai keterangannya. Selama penyidikan, menurut Daniel, seluruh awak kapal itu tetap berada di kapal karena polisi dapat memeriksa kembali awak kapal tersebut selain awak kapal dibutuhkan untuk merawat kapalnya.
Daniel menambahkan, pihaknya juga sedang menyelidiki latar belakang keberadaan kapal wisata itu ke wilayah Indonesia. Bareskrim Polri bekerja sama dengan FBI juga menyelidiki pemilik kapal wisata tersebut. “Sesama aparat penegak hukum, kami saling bekerja sama,” kata Daniel.