Penata Tari Madonna Terlibat di ”Gandrung Sewu” 2018
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Penata tari internasional Eko Supriyanto akan terlibat langsung dalam gelaran Gandrung Sewu di Banyuwangi. Eko merupakan seniman tari internasional yang pernah menata tarian untuk 268 konser diva dunia Madonna.
Kolaborasi Eko dengan para penari Banyuwangi tersebut terungkap dalam kunjungan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ke Banyuwangi, Senin (5/3). Eko yang turut dalam rombongan tersebut langsung diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Eko menilai, Banyuwangi memiliki potensi seni yang luar biasa. Menurut dia, potensi tersebut bisa berkembang karena dukungan dan kesempatan yang diberikan oleh pemerintah daerah.
”Pemerintah Banyuwangi sudah gila terhadap seni. Tidak heran kalau di Banyuwangi banyak digelar festival seni. Kebijakan ini membuat para seniman mendapat tempat untuk berkreasi,” kata Eko.
Eko mengaku dirinya sangat antusias saat diajak berkolaborasi dengan seniman Banyuwangi. Baginya, hal itu menjadi tantangan tersendiri karena Banyuwangi memiliki potensi seni yang sangat beragam.
”Seni di sini sudah membumi dan ragamnya banyak. Ini menjadi tantangan bagi saya untuk berkolaborasi. Apalagi, sejak lama saya sudah tertarik dengan seni Banyuwangi, kalau dengar gending ’Jaran Goyang’ saya pengennya langsung nari saja,” ujar Eko.
Guna menyiapkan pertunjukan tersebut, Eko berharap ada sejumlah workshop yang digelar. Workshop tersebut akan menjadi ajang diskusi dengan para pelaku kesenian.
”Harapannya melalui workshop bisa lahir seniman tari muda yang akan menjaga kebudayaan daerah sekaligus mengharumkan nama Banyuwangi,” jelas Eko.
Menurut rencana, selain terlibat dalam gelaran Gandrung Sewu, Eko juga akan terlibat dalam Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Gandrung sewu merupakan pertunjukan seni tari tradisional Banyuwangi yang disuguhkan oleh lebih dari 1.000 penari.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik kolaborasi penari Banyuwangi bersama dengan Eko dan mahasiswa ISI Solo.
Ia berharap, kolaborasi tersebut dapat mengembangkan beragam atraksi seni yang ada di Banyuwangi, khususnya atraksi yang masuk kalender wisata Banyuwangi Festival.
”Banyuwangi Festival kini telah menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Setelah tujuh tahun digelar, kami ingin memberikan nuansa baru bagi wisatawan. Untuk itu, kami mengundang ISI Surakarta berkolaborasi dengan seniman Banyuwangi memperkaya kreativitas atraksi seni rakyat,” kata Anas.
Menurut Anas, dengan saling berbagi pengalaman, diharapkan beragam seni Banyuwangi bisa semakin kaya, terutama seni tari. Tidak hanya dari sisi koreografi, tapi juga manajemen pertunjukan dan jejaring pelaku seni.
”Kami ingin merangkai tari ataupun kesenian lain dalam bingkai ekonomi kreatif berupa kerangka seni pertunjukan. Maka perlu manajemen, butuh jejaring. Ini sekaligus membuka ruang seniman Banyuwangi untuk go global. Bisa diskusi dengan teman-teman ISI, dengan Mas Eko yang punya portofolio manajemen pertunjukan internasional,” kata Anas.
Sementara Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi mengatakan, kolaborasi ini dilakukan untuk saling memperkaya kompetensi. Dengan demikian, baik kalangan ISI, Eko, maupun pelaku seni Banyuwangi sama-sama mendapat ilmu dan pengalaman baru.
”Kolaborasi akan diwujudkan. Pelaku seni Banyuwangi bisa saling belajar soal seni pertunjukan terintegrasi, pengelolaan produksi, dan sebagainya,” ujarnya.