PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bekerja sama dengan pihak swasta segera membangun jaringan pipa gas dari Simpang Tanjung Api-Api di Kota Palembang, melewati Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin, hingga Muntok, Provinsi Bangka Belitung, sejauh 113 kilometer. Pemasangan jaringan pipa ini untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di sejumlah proyek infrastruktur strategis. Pemasangan pipa ditargetkan selesai pada tahun 2019.
Direktur Operasi Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) Sumsel Sjamsul Rizal Usman mengatakan pembangunan dilakukan untuk menyediakan bahan bakar yang cukup dan efisien bagi industri yang ada di kawasan itu. ”Jika ada pipa gas dan bahan bakar cukup, industri di kawasan itu akan terus berkembang,” ujar Sjamsul.
Pemerintah Provinsi Sumsel menggandeng perusahaan swasta PT Lima Pasifik Energi untuk merealisasikan proyek itu, mulai dari membuat rancangan, studi kelayakan, hingga pemasangan pipa.
Menurut rencana, pipa ini akan disambungkan dengan jalur pipa Grissik di Kabupaten Musi Banyuasin menuju Pabrik PT Pusri di Palembang yang sudah ada. Penyambungan dilakukan di Simpang Tanjung Api-Api, sekitar 30 kilometer dari Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api atau sekitar 10 kilometer dari PT Pusri.
PT Lima Pasifik Energi menanamkan investasi senilai Rp 1,5 triliun. Adapun Pemprov Sumsel menyediakan lahan untuk penanaman pipa. Setelah proyek selesai akan ada pembagian saham.
Sebelumnya, lanjut Sjamsul, ada investor dari Korea Selatan yang tertarik bergabung. Akan tetapi, sampai masa nota kesepahaman habis pada 24 Februari belum ada tindak lanjut dari perusahaan tersebut.
Direktur Utama PT Lima Pasifik Energi Hendrik Kawilarang Luntungan mengatakan, pemasangan pipa akan dilakukan dari Palembang ke Muntok sejauh 75 km dibangun di darat, sisanya dipasang di laut. Setelah itu segera disalurkan gas ke PLTG 100 MW Batu Rakit di Muntok, Provinsi Bangka Belitung. ”Tahap awal, akan disalurkan 100 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Namun, selanjutnya, kapasitas akan ditambah sesuai kebutuhan,” katanya.
Selain untuk PLTG, gas juga akan dipergunakan oleh industri pada KEK Tanjung Api-Api dan Pelabuhan Tanjung Carat, Banyuasin, Sumatera Selatan. Dia meyakini permintaan bahan bakar gas meninggi mengingat penggunaan gas jauh lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil. Investasi itu diminati karena tidak diperlukan pembebasan lahan. (RAM)