Komnas Perempuan Imbau Waspadai Kekerasan Saat Pacaran
Oleh
Cokorda Yudistira
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kekerasan terhadap perempuan di ranah personal tidak hanya terjadi dalam rumah tangga, tetapi juga terjadi ketika masa pacaran. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan mengimbau agar mewaspadai dan menghindari kekerasan saat pacaran serta mengajak semua masyarakat peduli dan terus-menerus mengupayakan perlindungan terhadap perempuan.
Komisioner Komnas Perempuan Masruchah menyatakan, kekerasan yang terjadi saat pacaran tergolong kekerasan di ranah personal.
”Dalam konteks kekerasan saat pacaran, yang paling terdampak adalah perempuan,” kata Masruchah ketika menghadiri acara peringatan Hari Perempuan Internasional yang digelar di Wantilan DPRD Bali, Denpasar, Kamis (8/3).
Komnas Perempuan menyebutkan, kasus kekerasan seksual di ranah personal menempati posisi tertinggi dari kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.
Masruchah mengatakan, Komnas Perempuan mengajak seluruh masyarakat, termasuk negara, terus-menerus mengupayakan perlindungan terhadap perempuan.
Peringatan Hari Perempuan Internasional di Denpasar diselenggarakan Aliansi Peduli Perempuan dan Anak Bali. Pihak yang terlibat dalam aliansi itu di antaranya LBH APIK Bali, Bali Sruti, LBH Bali, dan Yayasan Lentera Anak Bali.
Aliansi Peduli Perempuan dan Anak Bali didukung Komisi IV DPRD Bali serta Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali.
Selain Masruchah, pembicara lain dalam acara peringatan Hari Perempuan Internasional tersebut adalah anggota Komisi IV DPRD Bali, Utami Dwi Suryadi; Ketua Bali Sruti Luh Riniti Rahayu; dan komisioner KPU Bali, Ni Wayan Widhiastini.
Lebih lanjut, Masruchah mengatakan, Komnas Perempuan juga mengimbau semua pihak agar mewaspadai dan menolak bentuk-bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan selama masa pilkada.
Menurut Masruchah, kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan dalam pilkada berpotensi terjadi karena adanya kebijakan yang mendiskriminasikan perempuan dan kepentingan untuk memenangkan kandidat.
Panitia penyelenggara peringatan Hari Perempuan Internasional mengundang kedua pasangan calon peserta Pilkada Gubernur Bali 2018, yakni I Wayan Koster – Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta, menghadiri acara itu.
Para calon pemimpin Bali itu, menurut rencana, akan diminta memaparkan visi dan misi mereka sekaligus akan dimintai komitmen mereka mengenai perlindungan dan pemberdayaan perempuan.
Namun, selama acara peringatan Hari Perempuan Internasional berjalan, hanya satu calon gubernur yang hadir, yakni Rai Mantra, sedangkan pihak dari pasangan calon lainnya tidak hadir. Karena hanya satu calon yang hadir, panitia membatalkan acara dengan pasangan calon Pilkada Gubernur Bali.