BALIKPAPAN, KOMPAS — Pembangunan Gardu Induk 150 kV di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, oleh PT PLN (Persero) telah selesai dan siap beroperasi segera. Apabila GI 150 kV Sangatta beroperasi, dipastikan sistem kelistrikan untuk Sangatta dan juga Kutai Timur semakin andal.
Menurut Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero), Machnizon, Jumat (9/3), sistem kelistrikan untuk daerah itu nantinya semakin andal karena akan dilayani sistem kelistrikan interkoneksi Mahakam.
Masyarakat di Sangatta dan sekitarnya semakin tercukupi kebutuhan listriknya setelah pada Desember 2017, PLN dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) memulai kerja sama. Listrik dari PLTU Tanjung Bara milik PT KPC, sebanyak 18 MW, disalurkan oleh PLN.
Itu berarti memperkuat sistem kelistrikan di Sangatta yang melayani lebih dari 40.000 pelanggan PLN di sana. Peresmian PLTU Tanjung Bara dan Excess Power-pembelian kelebihan listrik-dilakukan Menteri ESDM Ignasius Jonan, Kamis (8/3) kemarin.
Masyarakat Sangatta mulai merasakan kecukupan daya. Raymond, salah satu warga, misalnya, mengatakan, kondisi kelistrikan semakin membaik dalam setahun terakhir. ”Memang kadang masih byarpet. Namun, sudah jauh lebih baik,” ujar karyawan swasta ini.
Sebelum kerja sama PLN dan PT KCP, sistem kelistrikan di Sangatta dijalankan dengan skema semi-isolated dengan suplai utama dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Sementara, sebagian lagi dayanya dipasok dari sistem kelistrikan Mahakam, dengan total daya 18,5 MW.
Saat ini, listrik untuk Sangatta juga disuplai dari sistem Mahakam melalui gardu induk (GI) Teluk Pandan Bontang sebesar 8 MW. ”Jadi sekarang daya mampu Sangatta berkisar 26 MW,” lanjutnya.
Machnizon melanjutkan, dengan beban puncak listrik di Sangatta yang saat ini 18,14 MW, artinya masih terdapat surplus daya yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.