SURABAYA, KOMPAS — Kapal sarat penumpang rombongan santri terbalik dalam perjalanan dari Pulau Sapeken, Kepulauan Kangean, Sumenep, Jawa Timur, ke Pulau Tanjung Kiaok, Kamis (8/3) pukul 14.00. Dalam peristiwa itu, 1 orang meninggal dunia, 13 orang selamat, dan 4 belum ditemukan. Tim SAR masih berupaya mencari korban yang belum ditemukan.
Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Sapeken Taufikur Rahman mengatakan, kapal yang belum diketahui namanya tersebut dilaporkan terbalik di sekitar Pulau Saredeng atau baru setengah perjalanan menuju Tanjung Kiaok. Kapal itu diduga melebih kapasitas penumpang dan berlayar tanpa izin.
Pulau Saredeng berada di Kepulan Kangean atau sekitar 335 kilometer dari Surabaya. Pulau ini berada di timur Pulau Madura dan utara Pulau Bali. Adapun Pulau Saredeng masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Data yang dihimpun Kompas hingga pukul 21.00, jumlah penumpang di kapal tersebut masih belum pasti. Taufikur mengatakan terdapat 18 penumpang yang berada di kapal itu.
Menurut Kantor SAR Surabaya, perahu mengangkut 18 orang. Sebanyak 13 orang selamat, 1 orang meninggal, dan 4 orang belum ditemukan. Korban selamat dievakuasi oleh nelayan setempat dan kini dibawa kembali ke Pulau Sapeken.
Taufikur mengatakan, tidak adanya nama kapal dan jumlah penumpang yang pasti dikarenakan kapal itu berangkat tanpa mengajukan izin berlayar dan melaporkan manifes. Kapal juga tidak berangkat dari Pelabuhan Sapeken, tetapi dari pesisir pantai yang tak jauh dari Pondok Pesantren Abu Hurairah.
Taufik mengatakan, para penumpang kapal merupakan rombongan santri dari Pondok Pesantren Abu Hurairah. Para santri tersebut hendak mengikuti pengajian di Pulau Tanjung. Menyeberang menggunakan kapal menjadi satu-satunya akses transportasi antarpulau di sekitar Pulau Sapeken.
Panik
Peristiwa naas itu terjadi beberapa menit setelah kapal meninggalkan Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Kamis (7/3) sekitar pukul 14.00. Kapal yang kelebihan muatan tersebut mendadak oleng. Sebagian penumpang panik sehingga kapal terbalik. Beberapa penumpang melompat ke air.
Para penumpang lantas berupaya membalik kapal ke posisi semula. Dengan bantuan nelayan sekitar, beberapa korban langsung dibawa ke Puskesmas Sapeken. ”Dugaan sementara penyebab terbaliknya kapal ialah kelebihan muatan. Pasalnya, sepanjang hari ini (kemarin) cuaca di sekitar Sapeken normal, tak ada angin kencang ataupun ombak tinggi,” tutur Taufik.
Hingga pukul 20.30, UPP Sapeken terus berupaya mengumpulkan keterangan terkait jumlah dan identitas penumpang yang ikut serta dalam kapal. Sementara itu, upaya pencarian akan dilanjutkan kembali hari ini pukul 05.00.
Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Surabay, Wahyu Efendi, SAR mengirim Kapal Negara SAR 225 dari Surabaya menuju Pulau Saredeng untuk mengevakuasi korban yang belum ditemukan. (GER/SYA)