Banyak Koleksi Kuno di Galeri Wessaury Belum Diketahui Nilai Sejarahnya
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Galeri Wessaury, galeri seni di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yang baru dibuka Sabtu (10/3) lalu, memiliki ribuan koleksi barang-barang kuno. Banyak hal, cerita, nilai seni, dan sejarah di balik koleksi-koleksi “harta karun” tersebut yang belum diketahui persis.
“Kami berharap para ahli terkait bisa membantu untuk menggali koleksi-koleksi ini sehingga kita tahu cerita yang lebih komplet, dan keunikan-keunikan lainnya,” ujar Abi Ramadan Noor, pelukis yang juga mengelola Galeri Wessaury ini, Senin (12/3) malam.
Ibramsyah, bersama Abi, anaknya, yang memiliki dan mengelola Galeri Wessaury ini. Terdapat sekitar 9.000 koleksi barang lawas dan antik di galeri tersebut, yang sebagian besar merupakan warisan turun-temurun.
Seingat Ibramsyah, dirinya adalah generasi keempat yang diberi amanah merawat, menjaga, dan menyimpan koleksi-koleksi ini. Karena itu, tidak terpikir menjual koleksi. Menurut Ibramsyah, kakeknya pernah bercerita kalau barang-barang ini pun diwariskan oleh kakek dari kakeknya itu.
Sayangnya, keterbatasan literatur dan karena juga analisis tentang koleksi barang antik bukan bidangnya, banyak dari koleksi di galeri Wessaury belum diketahui cerita dan sejarahnya. Tidak diketahui pula kapan dibuat.
Karena itu, Abi hanya menulis sedikit kalimat penjelasan untuk koleksi-koleksi yang dipamerkan di galeri, yang juga tempat tinggal ini. Penjelasan itu ditulis (di-print) di atas kertas, yang ditempelkan ke dinding. Sebagian koleksi pun malah tidak diberi penjelasan.
Koleksi di galeri tersebut, antara lain naskah daun lontar, uang kertas kuno dan koin dari setidaknya 140 negara, keris-keris, sejumlah katana, keramik, guci, piring emas dan perak. Juga kumpulan foto-foto lawas tentang Soekarno dan Soeharto.
Ada pula barang-barang peninggalan Belanda, bahkan zaman VOC. Juga, sejumlah parang batu (parang yang terbuat dari batu), serta sejumlah keris timbul-juga terbuat dari batu.
Selain itu ada juga koleksi 200-an majalah lawas terbitan 1971-2001, mandau, lembing, dan puluhan jam tangan lawas. Semua koleksi ini cukup terawat.
“Namun banyak sekali yang kami belum tahu apa cerita menarik, nilai sejarah dan seninya, di balik koleksi ini. Misalnya di uang kertas (bergambar) Soekarno buatan tahun 1950-an, sebagian kok cetakannya tidak rapi. Pasti ada hal menarik tentang itu,” kata Abi.
Galeri ini juga punya dua koleksi naskah daun lontar. “Hanya disebut kalau ceritanya tentang sejarah alam dan sejarah Brunei. Tapi persisnya bagaimana, kami tidak tahu,” kata Abi.
Adapula plat berbentuk bundar berdiameter sekitar 40 cm dan seberat 3 kg. Ada tulisan “Gebr Stork & Co” dalam huruf timbul di plat yang berlubang kecil berbentuk segiempat itu. Abi beberapa kali mencari apa arti tulisan itu melalui situs pencari di internet.
“Ada artikel yang menunjuk itu perusahaan Belanda pembuat mesin-mesin untuk pabrik gula di era tahun 1900-an. Namun secara keseluruhan, tetap ada hal yang masih tanda tanya. Misalnya plat bundar ini ditaruh di mana saat itu? Atau hanya sebagai penanda?” kata Abi.
Karena itulah, menurut Abi, ia perlu bantuan para pakar terkait. “Saya yakin banyak cerita menarik di balik koleksi ini semua yang bisa kita ketahui untuk memperkaya pengetahuan sejarah dan seni,” ujar dia.
Galeri yang diupayakan secara mandiri ini beralamat di RT 41 Nomor 132, Jalan Kecapi, Kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.