MALANG, KOMPAS — Curah hujan dan kelembaban yang tinggi memicu munculnya serangan sejumlah penyakit pada tanaman cabai di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Akibatnya, buah cabai menjadi rusak dan tidak bisa dipanen.
Rahmat, salah satu petani di Desa Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Malang, Selasa (13/3), mengatakan, salah satu penyakit yang muncul pada tanaman cabai pada musim hujan adalah cacar buah (antraknosa).
Rahmat menunjukkan hampir semua tanaman jenis cabai rawit hijau di lahan miliknya seluas 1.200 meter persegi, banyak yang terserang cacar buah. Buah cabai yang terserang umumnya berwarna coklat kehitaman.
”Buah yang sudah terserang tidak bisa berkembang baik. Awalnya bagian buah berwarna coklat kehitaman lalu kering. Kalau sudah begitu tidak kita petik. Kita petik yang masih bagus saja,” katanya.
Menurut Rahmat, buah cabai yang sudah terkena virus cacar buah sulit ditanggulangi. ”Dikasih obat kimia juga sulit. Penyakit itu muncul akibat cuaca yang sering hujan, lembab, dan panas,” ujarnya.
Dalam kondisi normal, lahan seluas 1.200 meter persegi bisa menghasilkan hingga 4 kuintal cabai rawit hijau. Adapun dalam kondisi cuaca banyak hujan seperti sekarang, hasil panen di bawah 4 kuintal. Saat ini harga cabai di tingkat petani hanya Rp 23.000 per kilogram.
Yusuf, salah satu petani di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, membenarkan jika kondisi cuaca menyebabkan rentan munculnya organisme pengganggu tanaman. Namun, dengan perawatan ekstra, menurut Yusuf, munculnya organisme tersebut bisa diminimalisasi secara preventif.
Ngantang sendiri merupakan salah satu sentra tanaman cabai di Kabupaten Malang. Saat ini sebagian petani baru mulai menanam, sebagian tanaman mulai berbunga, dan sebagian lainnya hampir panen.