Berdasarkan pantauan Kompas, Senin (12/3), sampah dibiarkan menumpuk dan dikerubungi lalat di Jalan Jenderal Sudirman dan di sekitar Alun-alun Purbalingga. Di sana ada lima titik. Sebagian besar sampah itu berupa sampah plastik.
”Kami sudah menyiapkan tempat sampah baru di Bedagas. Namun, setelah kami mengirim sampah ke sana selama 3 hari, masyarakat lokal mengharapkan adanya pengolahan sampah terlebih dahulu,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga Sigit Subroto.
Itu sebabnya, sejak 4 Maret, pihaknya belum bisa membuang sampah yang berada di tempat pembuangan sampah sementara di setiap kelurahan dan di kota. Untuk mengatasi masalah sampah itu, pada tiga sampai empat hari ini sampah akan dibuang di tanah milik pemerintah daerah yang berada di Desa Selabaya sambil menunggu kesiapan tempat sampah baru di Bedagas. ”Hari ini akan datang tujuh alat pemilah sampah untuk dipasang di TPA Bedagas,” kata Sigit.
Alat pemilah sampah diproduksi di Brebes dan harganya Rp 90 juta per unit. ”Proses pemasangan berkisar tiga sampai empat hari,” ujar Sigit. Menurut Sigit, pemerintah juga sedang menyiapkan jaringan air bersih untuk warga sekitar TPA.
Dijelaskan, TPA Banjaran, Kecamatan Bojongsari, ditutup karena sudah berusia 24 tahun dan dari kajian kelayakan hanya bisa dipakai sampai 28 Februari 2018. Adapun jumlah sampah di Kabupaten Purbalingga mencapai 60 ton per hari. Untuk TPA di Desa Bedagas, Kecamatan Pengadegan, menurut Sigit, luas tanah yang sudah disiapkan mencapai 3,7 hektar dari total yang direncanakan 5 hektar.
Dona (28), warga Bobotsari, Purbalingga, mengaku terganggu dengan banyaknya sampah yang menumpuk dan berantakan di tepi jalan. ”Sampah yang tak terurus seperti ini bisa berdampak terhadap kesehatan kami, seperti tifus dan lainnya,” ujarnya.
Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga Tongat meminta pemkab segera mencari solusi. ”Pemda harus segera menangani masalah sampah ini karena sampah ini vital sekali,” kata Tongat.
Pemda juga telah menyiapkan tempat penampungan sampah sementara berukuran sekitar 30 meter x 12 m di kompleks rumah dinas bupati. Di sebelah utara rumah dinas yang berada satu kompleks dengan pendopo dan kantor bupati, ada empat lapangan bulu tangkis yang sudah ditutupi terpal di semua sisinya untuk menampung sampah. (DKA)