Pelajaran yang seharusnya dimulai pukul 07.00, baru bisa berlangsung 07.30. Akses jalan tergenang sehingga siswa lebih banyak yang ke sekolah dengan berjalan kaki. Yang bersepeda motor malah kerepotan karena kendaraan mereka mogok.
Sebagian siswa juga ke sekolah menggunakan perahu, diantar orangtua dan tetangga. Satu perahu dari fiber diisi dua hingga 12 siswa. Mereka berasal dari Dusun Dukun, Waruk, Gambuhan. Perahu mengantar mereka sampai jembatan, yang berjarak sekitar 400 meter dari sekolah. Selanjutnya mereka berjalan kaki.
Banjir menggenangi ruangan kelas. Akhirnya, ruang try out ujian nasional yang berlangsung sejak Senin (12/3) bagi siswa kelas IX, dipindah ke lantai dua.
Di antara 47 peserta try out, salah satunya Farida Ulfaria. Banjir membuatnya kesulitan karena akses ke sekolah terendam. Ia biasanya berangkat pukul 06.45, tiba di sekolah pas masuk pukul 07.00. ”Hari ini (Selasa) berangkat pukul setengah tujuh dan tiba di sekolah hampir setengah delapan,” katanya.
Salah seorang pengajar, Hasan Qomari menuturkan, sekolah tergenang sejak Sabtu lalu. Ruang kelas terendam, begitu juga ruang guru dan kantor. ”Banjir membuat suasana belajar tidak nyaman. Buku jatuh di jalan juga basah. Jalan jadi licin,” ujarnya.
Bukan hanya luapan Bengawan Jero yang mengganggu aktivitas sekolah. Luapan Kali Konang di Babat mengganggu akses menuju Madrasah Aliyah Negeri Babat. Halaman SMP Negeri 1 Babat juga tergenang.
Peremajaan pompa
Sementara Pemerintah Kota Surabaya segera meremajakan 14 pompa dan menambah 12 genset agar kota ini benar-benar bebas dari banjir saat musim hujan. Meski banjir hanya menerjang beberapa tempat dengan setinggi maksimal 30 sentimeter, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan tetap akan meremajakan pompa sehingga kapasitas 14 pompa dari 56 rumah pompa yang ada meningkat.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan, 14 pompa itu akan menggantikan pompa yang sudah tua dan tidak bisa mengalirkan air 100 persen. Pompa yang diganti umumnya sudah berusia 20 tahun sehingga kapasitasnya tak maksimal lagi.
Ke-14 pompa yang akan diganti secara bertahap, yakni Jagir Kemilir, Simolawang, Gunungsari II, Grahadi, Balongsari II, Kebon Agung, dan Morokrembangan. Selain itu juga Medokan Ayu Hilir, Kalisari, Kalibokor, Jeblokan, Tambak Wedi, Kenari, dan Bratang.
Di Cirebon, banjir yang menerjang sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sejak Sabtu (10/3) lalu, telah surut pada Selasa. Namun, warga khawatir adanya banjir susulan.
Hingga Selasa siang, sisa banjir setinggi 20 cm masih menggenangi Desa Wanakaya dan Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon. Warga mulai membersihkan rumah. Sejumlah pos pengungsian dan pos kesehatan juga masih berdiri di tengah Jalan Raya Gunung Jati, jalur Cirebon–Indramayu.