SEMARANG, KOMPAS — Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, menambah tiga guru besar pada awal 2018, dari target 50 penambahan di sepanjang tahun ini. Diharapkan, karya-karya dari para guru besar dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan mendukung upaya untuk mencetak lulusan yang kompeten.
Ketiga guru besar baru itu adalah Tri Winarni Agustini dalam bidang Ilmu Diversifikasi Hasil Perikanan (Fakultas Perikanan dan Kelautan), Syafrudin dalam bidang Teknik Lingkungan (Fakultas Teknik), dan Naili Farida dalam bidang Ilmu Administrasi Niaga (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).
Dalam pengukuhan ketiganya di Gedung Prof Sudharto, kampus Undip, Kota Semarang, Rabu (14/3), Rektor Undip Yos Johan Utama mengemukakan, guru besar ialah jabatan akademik tertinggi di dunia pendidikan.
”Namun, mahkota sebenarnya dari jabatan guru besar ialah kemampuan untuk mencetak karya yang baik untuk kemaslahatan umat manusia,”ujar Yos.
Kini, Undip memiliki 116 guru besar aktif. Kendati demikian, jumlah tersebut masih belum ideal karena belum mencapai 10 persen dari jumlah dosen. Adapun Undip kini memiliki 1.700 dosen, sehingga idealnya memiliki 170 guru besar.
Karena itu, pada 2018, Undip menargetkan ada 50 guru besar yang dikukuhkan.
”Tahun 2017, Undip menambah 13 guru besar. Tahun ini, kami mengajukan 50 guru besar dan diawali pengukuhan tiga guru besar di awal tahun ini. Dari 640 doktor yang Undip miliki, kami saring dan ada 50 calon guru besar yang memiliki publikasi internasional dan memenuhi syarat jadi guru besar,” katanya.
Yos menambahkan, peningkatan jumlah guru besar juga diharapkan mendukung visi Undip, yakni menjadi universitas unggul. Juga, mencetak lulusan-lulusan yang berkompeten dan mampu bersaing secara global.
Tri Winarni, dalam pidato pengukuhannya, mengatakan, dengan semakin terbukanya pasar di era digitalisasi, produk olahan berbasis ikan harus mampu bersaing dalam hal mutu dan diversifikasinya. ”Karena itu, penting untuk mencari terobosan baru yang inovatif,” ujar Winarni.
Lebih lanjut, Winarni mengatakan, produk olahan ikan jangan hanya berorientasi semata pada pengolahan menjadi ikan asin, pindang, kaleng, dan beku. Kini, produk pangan berbasis sumber daya ikan harus bergerak menuju produk baru sehingga masuk ke dalam kategori novel food.
Sementara itu, Syafrudin, dalam pidatonya, mendorong pengelolaan sampah secara berkelanjutan, antara lain dengan peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan kepedulian dan komitmen pemerintah daerah. Juga, pemanfaatan teknologi pengelolaan sampah dengan mengkaji potensi ekonomi sampah untuk daur ulang.
Adapun Naili Farida menyampaikan pidato berjudul ”Pemasaran Berbasis Hubungan Pelanggan: Esensi, Paradigma, dan Model CRM UKM di Indonesia”. Customer relationship marketing (CRM) menekankan hubungan kemitraan antara perusahaan dan pelanggan dalam jangka panjang.