Nyepi, Batu Ramai Turis
BATU, KOMPAS — Batu di Jawa Timur menjadi tempat limpahan wisatawan atau turis selama libur akhir pekan dan libur Nyepi. Sejumlah pelaku wisata sudah mulai mendapatkan pesanan kunjungan wisata.
Effendi, salah satu anggota staf pengurus Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA) yang menyediakan wisata petik apel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Batu, Kamis (15/3), mengatakan, ada beberapa kelompok wisatawan yang pesan untuk datang berwisata. Mereka umumnya siswa sekolah yang berasal dari luar Jawa Timur.
”Mulai besok (Jumat) sampai Senin pekan depan, sudah ada yang booking. Ada dua rombongan dalam sehari. Satu rombongan terdiri atas dua hingga empat bus. Selain booking biasanya ada yang langsung datang,” tuturnya.
Pada akhir pekan biasa, jumlah pengunjung ke KTMA bisa mencapai 400 orang dalam sehari. Ketika libur panjang akhir pekan, jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat dari libur akhir pekan biasa. Wisatawan hanya dikenai tiket masuk Rp 25.000 per orang.
Di dalam kebun mereka bisa memakan apel sepuasnya. Mereka juga bisa membawa pulang apel dengan harga Rp 25.000-Rp 30.000 per kilogram. Saat ini, KTMA memiliki 70 hektar lahan apel (jenis manalagi, rome beauty, dan anna) milik 50 petani.
”Sejauh ini persediaan apel mencukupi. Kita bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain,” kata Effendi. Selain KTMA di Batu, saat ini terdapat belasan penyedia wisata petik apel lainnya yang muncul beberapa tahun belakangan.
Kenaikan jumlah wisatawan juga diperkirakan terjadi pada tempat wisata buatan, seperti Jatim Park Group. Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Group Titik S Arianto mengatakan, pihaknya berharap angka wisatawan pada libur panjang ini bisa naik dua kali lipat dibandingkan akhir pekan biasa.
”Homestay” laku
Pada libur akhir pekan biasa, jumlah wisatawan ke Jatim Park I, II, III, dan wahana lain mencapai 10.000 orang. ”Kami berharap pengunjung bisa naik dua kali lipat. Apalagi, saat Nyepi, obyek wisata terdekat, Bromo, ditutup. Bali juga begitu,” katanya.
Pemilik homestay juga telah mendapatkan pesanan sejak beberapa hari lalu. Salah satu pemilik homestay di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Junrejo, Maman Adi Saputro, mengatakan, homestay dengan empat kamar miliknya sudah dipesan tamu dari Jakarta untuk hari Jumat-Senin.
”Tamu saya ingin menghabiskan libur panjang di Batu. Mereka tidak keberatan meski harus membayar Rp 600.000 per malam untuk satu kamar,” ujarnya. Saat ini kawasan homestay Oro-oro Ombo banyak diminati wisatawan karena lokasinya berdekatan dengan sejumlah obyek wisata di Batu.
Terkait Nyepi, Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup kegiatan wisata ke Gunung Bromo pada 17 dan 18 Maret. Kepala Subbagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sarif Hidayat mengatakan, penutupan dilakukan pada tempat wisata Gunung Bromo dan sekitarnya.
”Jalur dari arah Probolinggo akan ditutup di Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, sedangkan jalur dari Malang dan Lumajang akan ditutup di Jemplang. Adapun dari arah Pasuruan ditutup di Wonokitri, Kecamatan Tosari,” katanya.
Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara ke Daerah Istimewa Yogyakarta setiap tahun mengalami pertumbuhan meski tidak signifikan. Minimnya akses penerbangan langsung dari mancanegara menuju DIY dianggap menghambat pertumbuhan kunjungan wisatawan asing. (WER/DIM)