Puluhan Rumah Rusak
SIDOARJO, KOMPAS — Tak kurang dari 25 rumah di Desa Semambung, Kecamatan Gedangan, serta Desa Pabean dan Desa Sedati Gede di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, rusak diterjang angin puting beliung. Kerusakan terutama di bagian atap rumah, yang bertebaran terkena angin.
”Sebelum terdengar suara gemuruh, cuaca mendung lalu hujan deras. Saat hujan, tiba-tiba terdengar gemuruh dan atap rumah mulai beterbangan,” kata Mulyono (45), warga Desa Semambung, Minggu (18/3).
Angin puting beliung menerjang ketiga desa itu pada Minggu sekitar pukul 14.30, diawali cuaca mendung lalu hujan deras. Sejak cuaca mendung lalu hujan dan disertai angin kencang itu berkisar satu jam lamanya. ”Tidak ada korban jiwa. Saat ini (Minggu), tim mendata jumlah rumah warga yang rusak setelah dihantam angin kencang,” kata Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo.
Warga di tiga desa itu panik karena ada atap garasi rumah yang jebol lalu menimpa kendaraan. ”Memang sudah ada laporan soal rumah warga yang rusak tersapu angin, tetapi data pasti belum lengkap karena tim masih di lapangan,” ujarnya.
Dua hari terakhir, Sidoarjo dan Surabaya diguyur hujan deras tanpa henti. Wenny (40), warga Desa Tropodo, Kecamatan Waru, Sidoarjo, mengatakan, tiap kali hujan, rumah di kawasan itu kebanjiran. Maklum, saluran air tidak berfungsi. Ketika banjir, air di jalan utama perumahan bisa setinggi 40 sentimeter.
Terserang penyakit
Di Kabupaten Bandung, warga korban banjir di Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang mulai terserang penyakit. Mayoritas warga terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut, diare, hipertensi, dan gatal-gatal.
”Banjir sudah tiga pekan dan tidak pernah surut total. Akibatnya, banyak korban banjir terserang penyakit karena kondisi lingkungan tidak sehat,” kata Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Bandung dr Sri Mulyani, di sela-sela pengobatan gratis di Kantor Desa Citeureup, Dayeuhkolot, Minggu (18/3).
Lebih dari 150 warga korban banjir memeriksakan kesehatannya dalam pengobatan gratis. Kegiatan itu melibatkan enam dokter umum, dua dokter spesialis kulit, perawat, dan relawan.
Sri mengatakan, warga korban banjir rentan terserang penyakit. Sebab, selain lingkungan yang tidak sehat, warga mudah lelah karena harus menyelamatkan barang-barang dan mengevakuasi diri saat banjir datang.
Secara umum, banjir di Bandung selatan berangsur surut. Namun, di beberapa lokasi masih terlihat banjir hingga 50 cm, seperti di Kampung Leuwi Bandung dan Bojongasih (Dayeuhkolot) serta Kampung Cigosol dan Jambatan (Baleendah). Lebih dari 1.000 warga masih mengungsi di sejumlah lokasi.
Intensitas hujan cukup tinggi dalam tiga bulan terakhir di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, juga menyebabkan meluapnya kolam penampungan air di Bendung Tilong, Desa Oenasi, Kecamatan Kupang Tengah.
Ketua RT 002 RW 003 Desa Oenasi Paul Messakh mengatakan, limpahan air bendungan tahun ini jauh lebih banyak ketimbang 2017. Elevasi permukaan air bendungan tahun ini mencapai titik puncak, yakni 100 meter. Tahun lalu, maksimal 70 meter. (TAM/KOR/ETA/BRO)