BANDUNG, KOMPAS — Enam penerbangan dari dan ke Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, terganggu akibat kecelakaan pesawat milik TNI Angkatan Udara. Pesawat jenis CASA 212 Aviocar A-2108 itu tergelincir saat mendarat pada Selasa (20/3) pukul 09.41. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Enam penerbangan itu di antaranya dua penerbangan dari Maskapai Lion Air rute Surabaya-Bandung dan rute Banjarmasin-Bandung yang tak bisa mendarat. Pesawat kemudian dialihkan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten. Penerbangan lainnya adalah Maskapai Wings Air rute Malang-Bandung. Pesawat tidak meneruskan penerbangan dan kembali ke Malang.
Selain itu, ada pula penerbangan rute Bandung-Tanjung Karang, kemudian dari Maskapai SilkAir rute Bandung-Singapura, serta dari Maskapai Malindo Air rute Bandung-Kuala Lumpur yang memilih menunda keberangkatan hingga Bandara Husein Sastranegara dibuka kembali.
”Penutupan bandara selama 1 jam 56 menit. Setelah pesawat yang tergelincir dievakuasi ke hanggar, bandara dibuka kembali, begitu pula dengan tiga penerbangan dari Wings Air, SilkAir, dan Malindo Air yang sempat tertunda dapat diberangkatkan,” tutur General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung Andika Nuryaman, di Bandung, Selasa.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan Udara Husein Sastranegara Mayor (Sus) Suprih Adryanto menjelaskan, pesawat CASA 212 dari Skadron 4 Lanud Abdurahman Saleh, Malang, Jawa Timur, yang dipiloti Kapten (Pnb) Andika Ardyagana dan Kopilot Wanto Nur Abadi dengan 7 kru itu membawa 6 personel dari Dinas Potret Udara TNI AU (Dispotrudau). ”Tim dari Dispotrudau sedang melaksanakan misi pemotretan udara di aliran Sungai Citarum dan Situ Cisanti, Jabar. Kegiatan ini berkaitan dengan program Citarum Harum untuk pemulihan Sungai Citarum,” tutur Suprih.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meninjau kawasan hulu Sungai Citarum di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 22 Februari. Saat itu, Presiden menegaskan akan memantau terus proses pemulihan Citarum dari hulu hingga hilir, salah satu kegiatan yang harus dilakukan dari hulu adalah menghijaukan kembali lahan gundul.
”Seusai melakukan pemotretan, ketika hendak mendarat, pesawat mengalami insiden keluar 5 meter dari tepi landasan pacu pada Taxiway C dan Taxiway B. Pengakuan dari pilot, pesawat mengalami after landednose steering, ada gangguan pada roda depan pesawat,” paparnya.
Menurut Suprih, Rabu (21/3), tim Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU akan datang ke Husein Sastranegara untuk menyelidiki insiden ini.
Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal Doni Monardo dalam pemberian penghargaan kepada para penggiat lingkungan dan media massa pendukung proses pemulihan Citarum di Bandung menegaskan, meski dirinya akan menempati jabatan baru, program Citarum Harum tetap jalan. Dalam Satgas Penanggulangan Pencemaran Sungai Citarum, Doni menjabat Wakil Komandan Bidang Penataan Ekosistem. Doni dimutasi menjadi Sekjen Dewan Ketahanan Nasional dan posisinya akan digantikan Mayor Jenderal Besar Harto Karyawan. Harto berjanji melanjutkan program. ”Sungai Citarum harus jadi beranda depan rumah kita, bukan bagian belakang rumah,” katanya. (sem)