CILACAP, KOMPAS — Komite Nasional Keselamatan Transportasi mulai menginvestigasi penyebab kecelakaan pesawat jenis Super Decathlon DL-30 di Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah. Kondisi pesawat yang hancur menjadi kendala pencarian data, seperti kecepatan pesawat dan ketinggian terbang. Waktu investigasi bisa 12 bulan.
”Yang ketemu hanya kemudi pesawat. Penemuan ini tidak bisa bicara banyak. Yang bisa bicara banyak adalah berapa kecepatan dan ketinggiannya,” kata investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Chaerudin, Rabu (21/3), di Cilacap, Jawa Tengah.
Chaerudin mengatakan, pihaknya masih mencari alat pengukur ketinggian (altimeter), alat pengukur kecepatan (speedometer), dan pengatur kecepatan (gas throttle). Diduga peralatan itu hancur saat jatuh.
KNKT mencoba mencari data pembanding dari wawancara dengan pihak pengatur lalu lintas udara (ATC), menghitung kecepatan secara manual berdasarkan data di lapangan, dan mencari informasi tentang kesehatan pilot. ”Nanti kami bandingkan dengan data lain. Misalnya, pilot tadi malam sakit atau tidak, pesawatnya bagus atau tidak, kemarin ada kerusakan apa,” tutur Chaerudin.
Kotak hitam
Menurut Chaerudin, pesawat latih buatan tahun 2005 ini tidak memiliki kotak hitam, tetapi dalam kondisi layak terbang dan menjalani perawatan rutin. ”Kami belum bisa menyimpulkan apa-apa karena data ini harus dibawa ke kantor pusat untuk diskusi dengan para pakar, misalnya pilot, bagian teknik, dokter, lalu dianalisis,” katanya.
Rentang waktu 12 bulan, menurut Chaerudin, antara lain untuk pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan.
Instruktur Penerbangan Genesa Flight Academy (GFA) Yudi Adi Saputra mengatakan, saat ini pihaknya dalam masa berkabung dan menanti hasil investigasi dari KNKT. Rencana wisuda pilot baru diundur dan kegiatan latihan terbang dihentikan sementara.
Seperti diberitakan Kompas (Rabu, 21/3), pesawat latih berkode registrasi PK RTZ jatuh pada Selasa (20/3) pukul 15.25. Seorang pilot, Kolonel (Pnb) MJ Hanafie tewas. Akibat kecelakaan, hanggar dan 7 pesawat latih rusak berat. (DKA)