Ribuan Rumah di Lampung Sudah Terendam Banjir Lebih Tiga Minggu
Oleh
Aufrida Wismi Warastri/Vina Octavia
·4 menit baca
MENGGALA, KOMPAS - Banjir akibat luapan Sungai Way Seputih dan Sungai Way Pegadungan yang merendam Kabupaten Tulang Bawang dan Lampung Tengah, Lampung, sejak lebih dari tiga minggu lalu hingga kini belum juga surut. Selain merendam ribuan rumah, banjir juga masih merendam fasilitas publik seperti sekolah, balai kesehatan, dan akses jalan antar dua kabupaten itu juga terganggu.
Hingga Kamis (22/3), delapan desa di enam kecamatan di Tulang Bawang kebanjiran. Delapan desa itu adalah Desa Menggala (Kecamatan Menggala), Pendowo Asri dan Pasiran Jaga (Dente Teladas), Desa Cakat (Menggala Timue), Desa Bakung dan Bakunh Ilir (Gedung Menemg), Desa Panggung Mulya (Rawa Pitu), dan Desa Penawar (Gedung Aji). Sementara itu di Lampung Tengah, banjir terjadi di dua desa, yakni Desa Sabang Jaya dan Cabang Kecamatan Bandar Surabaya.
Pantauan Kompas, banjir terparah terjadi di Desa Pasiran Jaya dan Pendowo Asri, Kecamatan Dente Teladas, Tulang Bawang. Di kecamatan itu, ketinggian air berkisar 50-100 sentimeter.
Sejumlah warga memilih mengungsi dengan mendirikan tenda di jalan yang tidak terendam air. Selain memindahkan perabotan rumah, warga juga mengungsikan kambing agar tidak hanyut. Ada juga warga yang memilih tetap beraktivitas di rumah seperti memasak dan mencuci meski genangan air belum surut. Warga juga nekat menembus genangan air di jalan dengan risiko kendaraan mogok karena tidak ada alternatif jalan lain.
Berdasarkan data Dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tulang Bawang, masih ada 2.607 rumah yang terendam banjir. Adapun jumlah keluarga yang terdampak banjir mencapai 4.021 keluarga. Sementara di Lampung Tengah, diperkirakan masih ada sekitar 300 rumah yang terendam banjir di Kecamatan Bandar Surabaya.
Di Lampung Tengah, banjir setinggi 50 sentimeter masih merendam akses jalan di Desa Subang Jaya, Kecamatan Bandar Surabaya, Lampung Tengah. Sejumlah kendaraan bermotor yang nekat melintas mogok di tengah jalan.
Di Desa Cabang, Kecamatan Bandar Surabata, SD Negeri Cabang juga terendam. Proses belajar mengajar bagi 180 anak terganggu. "Anak-anak sempat libur dua hari. Tapi karena tidak ada instruksi libur, sekolah tetap berlangsung meskipun tidak masimal," kata Guru SD Negeri Cabang Abdul Majid. "Ini banjir terlama sejak saya di sini tahun 1991," tambah Abdul.
Hingga kemarin air masih menggenangi halaman sekolah setinggi sekitar 25 centimeter. Air di dalam kelas sudah surut. Proses belajar mengajar sempat dilangsungkan dengan kelas yang tergenang.
Salah satu warga yang sepeda motornya mogok adalah Robi Aria, warga Desa Beringin Jaya, Kecamatan Bandar Surabaya, Lampung Tengah. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjual bensin eceran itu mengatakan, jalan itu menjadi akses vital bagi masyarakat Kecamatan Bandar Surabaya. "Kalau tidak lewat sini, kami harus memutar lewat jalan rusak," ujar Robi.
Mantan Kepala Desa Cabang, Kecamatan Bandar Surabaya, Lampung Tengah Nasuha mengatakan banjir terjadi karena meluapnya Sungai Way Seputih dan Way Pegadungan. Kedua sungai itu mengalami pendangkalan di muara sehingga air lama surut. "Sudah kami usulkan pengerukan, namun belum ada realisasinya. Sudah pernah ada rencana pengerukan tapi gagal terus," kata. Nasuha.
Pihaknya berharap pemerintah pusat melakukan pengerukan sungai itu. "Karena di daerah berlarut-larut. Banyak kepentingan," kata Nasuha.
Muhammad Muhsin (31), korban banjir lainnya menuturkan, selain merendam rumah, banjir juga merendam sawah seluas 0,5 hektar yang baru ditanami padi selama dua bulan. "Tanaman padi busuk. Kami gagal panen," keluh Muhsin.
Dia menilai, pemerintah lambat menangani banjir terbesar selama 10 tahun terakhir. Dia berharap, pemerintah segera memberikan bantuan benih dan pupuk untuk para petani. Selain itu, warga juga masih membutuhkan bantuan berupa makanan dan air bersih.
Secara terpisah, Kepala BPBD Tulang Bawang Noermal mengatakan, pemerintah akan menyalurkan bantuan tambahan berupa beras sebanyak 100 ton dan makanan siap saji. "Bantuan akan disalurkan dalam satu atau dua hari ke depan," ujar Noermal.
Terkait air bersih, petugas akan mengupayakan penyaluran air bersih dari kecamatan terdekat. Menurut dia, banjir sulit surut karena air laut dalam kondisi pasang. Hal itu membuat pemompaan tidak memungkin dilakukan.
Sementara itu, Kepala BPBD Lampung Tengah Siswanto mengatakan, pihaknya telah berkordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menbicarakan solusi jangka panjang untuk mengantisipasi banjir serupa tahun depan. Pemerintah akan mengupayakan perbaikan daerah aliran sungai dengan reboisasi.