BONDOWOSO, KOMPAS — Aktivitas kawah Gunung Ijen di Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur, berangsur turun setelah terjadi embusan gas beracun pada Rabu (21/3) malam. Warga yang berada di lereng gunung telah beraktivitas seperti biasa meski mereka dibatasi tidak boleh masuk ke dalam radius 1 kilometer dari kawah.
Bupati Bondowoso Amin Said Husni, saat dihubungi dari Malang, Jawa Timur, Jumat (23/3), mengatakan, secara umum kondisi Kawah Ijen sudah berangsur normal. Masyarakat yang tadinya mengungsi kini sudah pulang ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa. Warga yang menjalani perawatan di puskesmas juga sudah pulang.
"Status kegempaan di kawah sebenarnya tidak ada peningkatan signifikan, tetap di level satu atau normal. Tanda-tanda gas kembali keluar juga tidak ada. Bau gas yang sebelumnya tercium menyengat sudah tidak terasa sejak Kamis pagi. Gas menyengat hanya pada Rabu sekitar pukul 19.00," kata Amin.
Meski kondisi berangsur normal, menurut Amin, pihaknya masih menyiagakan relawan, terdiri dari Tim Reaksi Cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Siaga Bencana dari dinas sosial, dan aparat TNI dari Koramil setempat untuk berjaga-jaga. Pemerintah kabupaten juga menyiagakan dapur umum guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Disinggung soal pembatasan aktivitas warga, Amin menjelaskan, masyarakat dibatasi tidak boleh mendekati bibir kawah pada radius 1 kilometer sampai kondisi dinyatakan aman sepenuhnya.
Menurun
Dihubungi secara terpisah, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kristianto, juga menyatakan bahwa kondisi Ijen berangsur normal. Kegempaan masih ada, tetapi lebih pada gempa vulkanik yang menjadi ciri khas gunung api aktif.
"Kemarin, Rabu malam, ada gempa embusan yang terekam. Info dari petambang di atas, asap juga lumayan pekat. Sekarang semua sudah menurun," katanya.
Sebelumnya diberitakan, embusan gas beracun dari kawah Gunung Ijen, Rabu malam, mengakibatkan sekitar 200 warga Desa Watucapil dan Desa Kalianyar di Kecamatan Ijen mengungsi. Kedua desa itu berada pada jarak 7 kilometer dari kawah. Akibat peristiwa itu, 27 orang dari dua desa tersebut dilarikan ke Puskesmas Sempol dan RS Koesnadi, Bondowoso, karena sesak napas setelah menghirup gas.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur Budi Santosa, Jumat, di Surabaya, mengatakan, BPBD menyiapkan sejumlah titik pengungsian untuk warga terdampak gas beracun Gunung Ijen. Lokasinya berada di Kantor Kecamatan Ijen, mushala, dan rumah warga. (WER/SYA)