Ribuan Umat Tridharma Meriahkan Ruwat Bumi Di Magelang
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Ribuan umat Tridharma dari berbagai kelenteng di 57 kota/kabupaten se-Jawa dan Bali, terlibat dan ikut memeriahkan acara Ruwat Bumi, yang digelar oleh Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio di Kota Magelang, Minggu (25/3). Mereka datang dan mengikuti kirab keliling kota (Jut Bio), sembari memikul kiem sien, atau dewa dewi yang dimuliakan di kelenteng masing-masing.
Masing-masing rombongan dari tiap kelenteng, tampil dengan keunikan dan ciri khas masing-masing. Rombongan dari satu kelenteng dari Jawa misalnya, ada yang mengenakan pakaian lurik khas Jawa dan memakai blangkon. Di rombongan lainnya, ada sebagian peserta kirab yang mengenakan kostum seperti dewa dewi. Keunikan ini semakin meriah, karena kirab ini juga melibatkan banyak kelompok kesenian tradisional seperti reog dan soreng.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam, mengatakan, dirinya sangat senang bisa menghadiri acara ruwat bumi yang dinilainya luar biasa. Ruwat bumi, menurut dia, menjadi cara untuk merawat bumi.
“Dengan upaya merawat bumi, mudah-mudahan nantinya bumi pun bisa memberikan hal baik untuk kehidupan selanjutnya. Tidak hanya menjadi berkah kebaikan untuk Magelang, namun juga berkah kebaikan untuk seluruh Indonesia,” ujarnya, Minggu kemarin.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Tri Bhakti Magelang David Hermanjaya, mengakatan, ruwat bumi adalah ritual untuk membersihkan roh jahat, segala gangguan, guna menghindarkan adanya pengaruh buruk dan bencana di Kota Magelang.Ini sekaligus juga menjadi sarana bagi para dewa untuk mendengarkan keluhan dari umatnya.
Jut Bio kali ini, menurut dia, istimewa karena sekaligus juga menjadi perayaan dan peresmian purna pugar bangunan Liong Hok Bio yang terbakar pada tahun 2014.
Prisila (79), salah seorang umat Tridharma dari Kebumen, sangat menikmati untuk datang dan menonton kirab. Namun, karena alasan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan, dia memilih menahan diri, dan tidak ikut kirab.