Luas Lahan Kelapa Ditargetkan Menjadi 5 Juta Hektar
Oleh
Jean Rizal Layuck
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS - Kementerian Pertanian berupaya menggenjot kenaikan produksi dan penambahan luas areal tanaman kelapa dalam di Tanah Air. Hal itu menyusul menurunnya luas areal tanaman kelapa dari 3,7 juta hektar menjadi 3,5 juta hektar dalam lima tahun terakhir.
Kepala Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) Mapanget Kementerian Pertanian Ismail Maskromo di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (27/3), menyebut target perluasan lahan tanaman kelapa menjadi 5 juta hektar dalam satu dasawarsa ke depan.
Upaya itu dimulai tahun ini, yang menjadi tahun perbenihan, dengan mengalokasikan 368.000 bibit kelapa untuk ditanam. Diharapkan bibit tersebut sudah tumbuh tahun depan sehingga target perluasan 5 juta hektar pada tahun 2028 dapat tercapai.
"Masih banyak lahan tidur di daerah yang dapat ditanami kelapa. Benih ini juga akan mengganti tanaman kelapa yang sudah berusia tua, yakni 90 tahun ke atas," kata Ismail.
Ismail mengatakan, untuk mewujudkan program perbenihan, Kementerian Pertanian telah menetapkan pembangunan kebun induk di delapan provinsi sentra kelapa. Provinsi tersebut yakni Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Riau, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dikatakan benih kelapa tersebut adalah varietas unggul yang diambil dan dikembangkan dari kelapa dalam Sulut, kelapa semi dalam Buol Sulteng, kelapa dalam Panua Gorontalo, kelapa dalam pasang surut dari Indragiri Hilir Riau, kelapa Puan Kalianda Lampung, kelapa Adonara NTT, kelapa Mastutin NTB, dan kelapa dalam Bali.
Penggunaan varietas unggul benih kelapa itu untuk meningkatkan produksi kelapa Tanah Air yang terus terpuruk. Produksi kelapa juga terancam akibat kian susutnya lahan perkebunan yang berubah menjadi kawasan permukiman dan infrastruktur di daerah.
"Wujud pengembangan varietas adalah menghasilkan produksi kelapa dalam sebanyak 7-10 buah setiap tandan, naik dari produksi kelapa dalam selama ini yang hanya lima buah per tandan," ucap Ismail.
Hasil uji coba varietas unggul kelapa dalam yang dilakukan Balit Palma di Mapanget, Sulut, dapat memproduksi kopra sebanyak 3,3 ton per hektar setiap tahun. Jumlah itu melebihi produksi kopra petani Sulut saat ini yang hanya 1,1 ton per hektar setiap tahun.
Ditambahkan, pihaknya telah melepas 22 varietas kelapa dalam, 7 varietas kelapa genjah, 1 varietas kelapa semi dalam, dan 5 varietas kelapa hibrida. Kelapa unggul tersebut telah banyak digunakan untuk peremajaan di sejumlah sentra pengembangan kelapa di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Sulut Refly Ngantung mengatakan, inovasi yang dilakukan Balit Palma Mapanget memberikan kontribusi untuk peningkatan produksi kelapa dalam di daerahnya. Luas area tanaman kelapa dalam Sulut mencapai 247.000 hektar.
Akan tetapi, sebagian tanaman kelapa dalam di sentra produksi, seperti Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow, Talaud, dan Sangihe, telah berusia di atas 80 tahun. Seluas 3.500 hektar tanaman kelapa juga rusak akibat musim kemarau pada tahun 2015 dan serangan hama.