SEMARANG, KOMPAS – Panglima Kodam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Wuryanto, Selasa (27/3), meminta seluruh elemen masyarakat menjaga kondusivitas dan tidak mencoreng nama Jawa Tengah dalam perhelatan pilkada. Sepanjang sejarah penyelenggaraan pemilihan umum, provinsi ini tidak pernah dilanda perpecahan yang berujung segregasi masyarakat.
“Masyarakat memiliki kesadaran tinggi untuk menciptakan iklim kondusif di Jawa Tengah. Ini merupakan karakter yang dimiliki warga Jateng sejak dulu. Dari berbagai pengalaman digelarnya Pilkada, tidak pernah ada gangguan yang menonjol,” ungkap Wuryanto didampingi Kapendam IV/Diponegoro Letkol Arh Zaenudin, saat silaturahmi dengan sejumlah awak media di Kota Semarang, Selasa.
Wuryanto, pria kelahiran Purwokerto 56 tahun lalu ini juga berharap masyarakat lebih bijaksana dalam menyikapi arus informasi seputar Pilkada. Bila mendapatkan berita provokatif atau pun yang ditengarai kabar palsu, terutama melalui media sosial hendaknya agar disaring terlebih dulu. Hal ini termasuk berita-berita palsu atau hoaks.
Berita-berita semacam itu, lanjut dia, tidak perlu ditanggapi, apalagi dibagikan ke kanal-kanal komunikasi lainnya. Pasalnya, justru akan menimbulkan potensi kerawanan dan segregasi masyarakat. Pihaknya juga sudah mulai memonitor lewat media sosial segala ancaman gesekan tersebut.
"Upaya menjelek-jelekkan pasangan satu dengan yang lain kalau bisa dihindari saja. Untuk itu kami bekerjasama dengan Polda Jawa Tengah membentuk Cyber Anti Black Campaign," ungkap lulusan Akademi Militer 1986 itu.
Kendati demikian, Wuryanto menyebut, bila semua daerah di Jateng berpotensi terjadi gesekan selama Pilkada. Ia berjanji mengerahkan seluruh kemampuan untuk meredam potensi gesekan. "Saya tak pernah meremehkan ancaman potensi konflik jelang pilkada. Potensi pasti ada," kata mantan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI tersebut.
Mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah membuat peta potensi kerawanan Pilkada di Jateng. "Kami akan mem-backup aparat terkait yakni Polda Jawa Tengah dan Polres setempat. Akan ada koordinasi-koordinasi lanjutan," ungkap Wuryanto yang meyakinkan lagi komitmen TNI menjaga netralitas pada pilkada.
Sementara itu, Zaenudin mengungkapkan pentingnya peran pers dalam mengawal penyelenggaraan demokrasi termasuk Pilkada. “Saya berharap, pers mampu menjadi arah dan tempat mencari informasi yang valid saat banyak kabar-kabar palsu berseliweran,” jelasnya.