Tangkal Informasi Hoaks

PONTIANAK, KOMPAS – Masyarakat diimbau untuk menangkal informasi hoaks selama masa Pilkada Kalimantan Barat. Informasi hoaks dapat memicu perpecahan di tengah masyarakat jika tidak diantisipasi.

Sebagai upaya untuk menangkal potensi munculnya informasi hoaks, Kepolisian Daerah Kalimantan Barat menggandeng Keuskupan Agung Pontianak dengan menggelar deklarasi anti hoaks. Deklarasi itu dilaksanakan pada Selasa (27/3).

Kapolda Kalbar Inspektur Jenderal Didi Haryono, Selasa, mengatakan, kegiatan tersebut sebagai bentuk kecintaan terhadap Tanah Air dan Pancasila sebagai falsafah negara. “Mari bersama-sama menjaga kerukuman antarumat,” kata Didi.

KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Kapolda Kalbar Inspektur Jenderal Didi Haryono menghadiri deklarasi anti hoaks di Keuskupan Agung Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (27/3).

Agenda nasional, seperti pilkada tentu membawa dampak bagi keamanan dan ketertiban masyarakat. Keuskupan Agung Pontianak sangat berperan penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat.

Didi menuturkan, sampai sejauh ini kondisi pada tahapan kampanye berlangsung aman. Situasi itu diharapkan tetap terjaga, sehingga indeks kerawanan pilkada yang menempatkan Kalbar termasuk daerah rawan, harapannya dapat dihalau, salah satunya dengan menghalau informasi hoaks di media sosial.

KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus saat memimpin deklarasi anti hoaks di Keuskupan Agung Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (27/3).

Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, menuturkan, situasi damai harus tetap dijaga di tengah masyarakat. Jika terjadi perpecahan masyarakat sendiri yang akan menderita. Rakyat kecil akan semakin susah.

“Bahkan, dalam surat gembala untuk umat Katolik, saya berpesan agar menyikapi pilkada secara arif. Pilkada adalah amanat undang-undang yang harus dijalankan. Para imam Katolik juga diimbau untuk mendampingi umatnya,” ujarnya.

Agustinus juga meminta kepada masyarakat agar menghargai perbedaan yang ada. Apalagi, umat Katolik tersebar di berbagai partai. Jangan sampai terpecah hanya karena berbeda partai dan pandangan politik. Pesta demokrasi ini jangan sampai menjadi benih perpecahan. Agustinus juga berpesan agar masyarakat jangan apatis terhadap pilkada.

Di akhir pertemuan itu, ditutup dengan pembacaan deklarasi anti hoaks. Deklarasi itu diikuti oleh para imam, suster, dan bruder. Pada intinya deklarasi itu menegaskan menolak informasi hoaks yang dapat memecah belah masyarakat.

KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Deklarasi anti hoaks yang dilakukan di Keuskupan Agung Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (27/3)