BADUNG, KOMPAS --Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Provinsi Bali, TNI, Polri, BPBD, serta dinas terkait menyiapkan rencana operasi dan evakuasi kebencanaan di wilayah Bali. Hal ini merupakan salah satu syarat dari permintaan panitia Meeting Team Secretariat (MTS) IMF-WB.
Hingga Kamis (29/3), BNPB mempersiapkan segala hal terkait kesiapsiagan bencana mulai dari penanganan jika terjadi gempa, erupsi Gunung Agung, tsunami sampai teroris. Penguatan tidak hanya di darat. Laut dan udara justru semakin diperkuat kesiapannya.
Kepala BNPB Willem Rampangilei memimpin langsung peninjauan lapangan untuk mengecek dan mengukur kesiapsiagaan Bali dalam menghadapi bencana. peninjauan dilakuka bersama di antaranya Danrem, Asops Kodam Udayana dan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB.Kepala BNPB memeriksa kesiapan gedung dan jalur serta tempat evakuasi jika bencana alam terjadi.
"BNPB mengawal kesiapan sampai final. latihan di ruangan dan lapangan akan digelar. tanggal 26 April nanti bersamaan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2018, latihan dilaksanakan maksimal serentak dari kesiapan darat, laut, dan udara. Bali pasti siap," kata Willem, di Denpasar.
Prioritas, lanjut Willem, kesiapan untuk tamu-tamu kepala negara. selanjutnya, masyarakat juga menjadi prioritas untuk siap menghadapi bencana, termasuk bagaimana memanajemen tamu-tamu pertemuan IMF-WB yang dimungkinkan mencapai 20.000 orang. dan, menurut Willem, hal itu menjadi persoalan yang harus disiapkan matang sejak sekarang.
Bali menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) Bank Dunia 2018 yang akan diselenggarakan pada 8-14 Oktober 2018. Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh sekitar 2.400 tamu VIP dan VVIP serta 20.000 orang delegasi peserta dari 189 negara.
Terkait dengan kerawanan bencana di Provinsi Bali, Pemerintah Indonesia selaku tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut, bertanggung jawab atas keselamatan para delegasi dan pada saat yang bersamaan, keamanan dan keselamatan wisatawan asing, wisatawan lokal dan penduduk setempat juga menjadi bagian yang tidak boleh diabaikan. Potensi bencana alam yang ada di Bali antara lain adalah letusan gunungapi, gempabumi dan tsunami.
"Hingga saat ini, kita telah menunjukkan progress yang sangat baik dengan telah disusunnya Rencana Operasi Pengamanan oleh TNI bekerjasama dengan POLRI, Pemerintah dan Pemerintah Daerah bagi delegasi yang akan hadir pada kegiatan tersebut," ujar Willem.
Pada kesempatan tersebut rombongan juga melakukan pengecekan di beberapa tempat, antara lain, tempat pelaksanaan konferensi dan penginapan tamu delegasi di Bali Nusa Dua Convention Center serta Garuda Wisnu Kencana (GWK). Mengecek kesiapsiagaan tempat tersebut jika bencana alam terjadi dan sesuai rencana operasi yang ditentukan.
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) merekomendasikan bangunan Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) tahan gempabumi sampai dengan magnitude 8,5 SR. Selain itu juga mengecek jalur evakuasi yang dilakukan untuk bencana kebakaran dan gempabumi, titik kumpul di BNDCC 1 di pintu masuk Jimbaran dan parkir selatan. Sedangkan, BNDCC 2 di depan area drop off BNDCC 2, leading dock Pecatu Hall. Sedangkan untuk evakuasi bencana tsunami di roff top of BNDCC hotel yang mampu menampung sampai dengan 5.000 orang.
Pelatihan dan latihan perlu dilakukan dengan bertahap, bertingkat dan berlanjut. Oleh karena itu, pada tanggal 26 April 2018 mendatang, bersamaan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana, diusulkan agar dilaksanakan Table Top Exercise untuk Rencana Operasi untuk evakuasi VVIP VIP, dan dapat dilanjutkan dengan TFG dan Geladi Lapangan.
General Manager BNDCC Yasinta Hartawan mengapresiasi kesigapan BNPB membantu menyiapkan terkait rencana operasional dan evakuasi kebencanaan. apalagi, lanjutnya, BNDCC adalah lokasi utama untuk pertemuan internasional tersebut bulan Oktober mendatang.