Ibu Negara dan Ny Mufidah Jusuf Kalla Ajak Generasi Muda Jauhi Narkoba
Oleh
Cokorda Yudistira M Putra
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Ibu Negara Nyonya Iriana Joko Widodo dan Nyonya Mufidah Jusuf Kalla bersama pendamping menteri di Kabinet Kerja dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja, Selasa (3/4/2018), menghadiri sosialisasi antinarkoba, antipornografi, dan antikekerasan terhadap perempuan dan anak, di Denpasar, Bali.
Iriana mengajak semua pihak, terutama pelajar, agar menjauhi narkotika, psikotropika, dan obat-obatan berbahaya, serta bersemangat memerangi penyalahgunaan narkoba.
Iriana dan rombongan Oase Kabinet Kerja, termasuk Ketua Umum Bhayangkari Nyonya Tri Suswati Karnavian, disambut sekitar 1.500 peserta sosialisasi yang sebagian besar adalah pelajar dari sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Dalam sosialisasi itu, Iriana menyatakan sangat mengapresiasi kehadiran peserta sosialisasi dan mengajak semua peserta untuk bersemangat memerangi narkoba. ”Indonesia harus mengantisipasi narkoba,” ujar Iriana.
Iriana bersama Mufidah mengajak pelajar yang hadir dalam sosialisasi itu untuk menyebarluaskan pesan antinarkoba melalui kuis dengan sejumlah hadiah, antara lain sepeda dan laptop. Terdapat 10 pelajar yang mengikuti kuis itu bersama Iriana, Mufidah, dan Tri dalam acara interaktif tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua Bhayangkari Daerah Bali Ayu Alit Widana menyatakan, penyalahgunaan narkoba di Bali menjadi persoalan yang harus mendapat perhatian semua pihak.
Dalam sambutannya, Ayu mengatakan, pengungkapan kasus narkoba oleh Kepolisian Daerah Bali dan kepolisian resor cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Selain itu, narkoba sudah menjangkau hingga kalangan anak-anak.
”Orangtua mempunyai peranan besar untuk menjaga dan melindungi anak-anak dari bahaya narkoba, termasuk bahaya pornografi dan kekerasan,” ujar Ayu dalam pembukaan sosialisasi antinarkoba, antipornografi, dan antikekerasan terhadap perempuan dan anak, di Denpasar kemarin.
Aisah Dahlan, pembicara dalam sosialisasi, mengatakan, narkoba berbahaya bagi kesehatan, baik kesehatan psikis atau mental maupun kesehatan fisik, selain menjadi pemicu tindakan kriminalitas. Komunikasi dan hubungan bahagia dalam keluarga, menurut Aisah, membantu keluarga menghindarkan anggota keluarganya dari jeratan narkoba.
Data penindakan kasus narkotika di Direktorat Reserse Narkoba Polda Bali menunjukkan jumlah kasus narkotika cenderung bertambah banyak. Sepanjang 2015, sebanyak 513 kasus narkotika ditangani oleh Polda Bali. Tahun 2016, jumlah kasus narkotika yang ditangani Polda Bali sebanyak 686. Hingga Maret 2018, Polda Bali sudah menangani 202 kasus narkotika.
Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose menyebutkan, narkoba menjadi ancaman selain merupakan bentuk kejahatan. Ia menambahkan, Polri mendukung kegiatan Oase Kabinet Kerja sebagai upaya bersama memerangi narkoba di Indonesia.
Polda Bali, lanjut Golose, juga memperhatikan kasus-kasus pornografi serta kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk peredaran pornografi sebagai bentuk kejahatan di dunia maya.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.