BALIKPAPAN, KOMPAS Pascaterbakarnya tumpahan minyak di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, masalah berlanjut. Sebagian pesisir kini tercemar minyak. Warga mengeluhkan bau menyengat yang diperkirakan solar, sementara seekor pesut ditemukan mati terdampar. Pemerintah Kota Balikpapan, Senin (2/4/2018), menyatakan keadaan darurat.
Sebanyak 19 LSM yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak Teluk Balikpapan, LBH Sikap, dan warga mendesak aparat penegak hukum mencari pelakunya. Setidaknya 15 kilometer sepanjang pesisir terdampak tumpahan minyak dengan ketebalan berbeda.
Berdasarkan pantauan Kompas, di beberapa titik sepanjang pesisir, minyak berwarna hitam pekat terhampar di pasir pantai dan laut. Di Pantai Kilang Mandiri, minyak tebal terlihat hingga 30-40 meter dari daratan (pantai). Bercak-bercak berwarna hitam memenuhi pantai.
Kondisi serupa terlihat mulai dari Melawai, Klandasan Ulu, hingga Sepinggan. Kemarin, ratusan personel gabungan, antara lain dari TNI, Polri, dan Pertamina, membersihkan minyak di sejumlah titik. Menggunakan gayung, mereka menciduk minyak dan menampungnya dalam ember.
”Untuk minyak yang ada di bibir pantai, pembersihannya secara manual. Namun, yang agak ke tengah (laut), kami menggunakan cara oil boom. Target empat hari, semua harus bersih,” ujar Eko Harmanto, General Affairs Manager Pertamina Refinery Unit V.
Pesut terdampar
Seekor pesut betina sepanjang 2,05 meter ditemukan terdampar di pesisir kawasan Klandasan Ulu dalam kondisi mati, Minggu (1/4) malam. Satwa dilindungi yang bernapas dengan paru-paru ini diduga kuat terdampak tumpahan minyak. Di lokasi terdamparnya, tumpahan minyak juga terlihat memenuhi permukaan laut.
”Sudah dua hari, sejak Minggu, bau solar dari minyak ini. Tenggorokan enggak enak, mungkin karena kebanyakan menghirup bau solar,” ujar Arif, warga RT 009 Klandasan Ulu, yang rumahnya di tepi pantai.
Pemerintah Kota Balikpapan, Senin sore, menyatakan keadaan darurat atas tumpahan minyak. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Suryanto mengatakan, perusahaan di Balikpapan yang punya peralatan diminta membantu pembersihan.
Ini terutama membersihkan minyak di titik-titik yang jauh dari pantai. Caranya dengan metode oil boom, yakni menetralkan minyak menjadi air. Ketua LBH Sikap Balikpapan Ebin Marwi menyebut tumpahan minyak dalam radius luas, cukup banyak.
Kapolres Balikpapan Ajun Komisaris Besar Wiwin Fitra menyatakan, pihaknya bersama Polda Kaltim masih menyelidiki kasus tumpahan minyak ini. (PRA)