Tanggul Sungai Jebol, Puluhan Rumah Terendam Banjir di Majenang
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Tanggul Sungai Cilopadang di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, jebol akibat meluapnya air sungai karena hujan deras pada Senin (2/4/2018) malam. Puluhan rumah terendam banjir dan warga pun harus mengungsi ke tempat aman.
”Tadi malam hujan deras sejak pukul 19.00 sampai pukul 21.00 dan tanggul sungai jebol di beberapa titik serta ada tebing yang longsor lalu menutup jalan,” kata Camat Majenang Oktrivianto Subekti, Selasa (3/4), saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas.
Oktrivianto menyampaikan, banjir bandang melanda dan merendam 50 rumah di Desa Sendangsari, Desa Mulyadadi, serta Desa Padangjaya selama satu jam. Ketinggian banjir berkisar 50 sentimeter sampai 120 cm dan air juga sempat menggenangi Jalan Nasional penghubung Jawa Tengah dengan Jawa Barat. ”Ini banjir limpasan jadi cepat surut,” ujarnya.
Oktrivianto mengatakan, dari tiga desa terdampak banjir itu, sekitar 20 keluarga dengan 67 jiwa di Desa Sendangsari dan Mulyadadi mengungsi. ”Warga mengungsi di mushala dan balai desa serta rumah saudara. Selasa pagi ini mereka sudah pulang dan membersihkan lumpur akibat banjir semalam,” katanya.
Selain membersihkan lumpur, kata Oktrivianti, warga pun bekerja sama membersihkan material longsor di Jalan Desa Bener. ”Material longsor sekitar 2 meter x 10 meter. Tadi malam jalan tidak bisa dilalui, tetapi Selasa siang ini sudah dapat dilalui,” katanya.
Ada 5 titik lokasi tanggul sungai yang jebol karena tingginya debit air sungai yang lebarnya mencapai 10 meter itu. Panjang tanggul yang jebol bervariasi, dari 5 meter sampai 17 meter. ”Kami berkoordinasi dengan BPBD Cilacap dan Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy untuk menangani kerusakan tanggul. Untuk sementara akan dibuatkan tanggul dari karung-karung pasir,” tutur Oktrivianto.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara menyampaikan, selain merendam puluhan rumah warga, banjir juga menyebabkan 12 kolam ikan mujair dan gurame milik warga meluap dan terbawa arus. Total kerugian masih dalam pendataan. ”Perabot rumah tangga banyak yang tidak bisa diselamatkan sehingga tergenang air. Ikan yang ada di kolam pun hanyut,” kata Tri. Pihak BPBD, kata Tri, telah mengirimkan sejumlah bantuan untuk konsumsi pengungsi dan kerja bakti serta perlengkapan family kit.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo menyampaikan, hujan lebat yang terjadi di wilayah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara disebabkan adanya badai tropis Iris di perairan sebelah timur laut Australia serta badai tropis Josie di Samudra Pasifik atau sebelah timur Australia.
”Selain itu, ada pula pumpun angin atau pertemuan angin yang memanjang dari Samudra Hindia di barat Sumatera, Jawa, dan Sulawesi serta adanya tekanan rendah di Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Interaksi hal itu menyebabkan hujan turun dengan intensitas lebat terutama di wilayah Jawa,” ujar Teguh. Masyarakat pun diminta waspada karena potensi hujan masih terjadi hingga beberapa hari ke depan.