Jika sesuai rencana, Bandara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, akan melepas jemaah haji ke Arab Saudi, Juli mendatang.
Hingga pertengahan Maret, pembangunan tahap I Bandara Internasional Jabar (BIJB) seluas 1.100 hektar ini mencapai lebih dari 90 persen. Landas pacu sepanjang 2.500 meter dan lebar 60 meter membentang. Lahan parkir untuk 10 pesawat serta jalan penghubung antara landas pacu dan parkir pesawat, hanggar, terminal, dan fasilitas lain di bandara juga tersedia.
Menara navigasi, pangkalan pemadam kebakaran, pangkalan avtur, hingga bangunan meteorologi telah berdiri. Dua jalan layang menuju dan dari terminal bandara telah difungsikan. Kebutuhan listrik 15 MVA serta air bersih segera dipenuhi.
Terminal bandara berbentuk burung merak sudah berdiri megah. Bangunan serupa bulu sayap burung merak membentang di bagian atap terminal sepanjang 200 meter dan lebar 170 meter. Tampak ada bulatan seperti mata di tiap bulu sayap. Bulatan akan bersinar ketika kena sinar matahari.
Bentuk bangunan terminal mengambil filosofi tarian merak khas Sunda Jawa Barat yang kerap digunakan untuk menyambut tamu agung, yakni mereka yang datang ke bandara untuk pergi maupun pulang. Interior terminal, yakni tiang dan langit-langit, pun serupa sayap burung merak.
Terminal internasional sudah dilengkapi kantor imigrasi dan bea cukai. Toilet, gerai usaha mikro kecil menengah, hingga jalur evakuasi telah selesai.
Lantai tiga bandara bakal menjadi ruang publik. Siapa pun boleh masuk. Ada ruang pameran seluas 563 meter persegi, simulator pesawat terbang, serta tempat berswafoto. Di sini, calon penumpang bisa ”membunuh” waktu sebelum ke terminal keberangkatan di lantai dua.
Pemberangkatan haji
Menurut rencana, pemberangkatan perdana akan melayani jemaah haji dan umrah. Ruang tunggu eksklusif seluas 700 meter persegi serta 12 ruang shalat sedang dibangun. Terminal seluas 96.280 meter persegi itu nantinya mampu menampung 5,6 juta-12 juta penumpang per tahun.
”Semua sudah siap. Rabu (28/3/2018), pesawat kalibrasi mendarat. Pada 2 April, Pak Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi) terbang ke BIJB. Mei, Pak Gubernur Jabar (Ahmad Heryawan) terbang dengan rute Bandung-BIJB-Bandung,” ujar Virda Dimas Ekaputra, Direktur Utama PT BIJB, badan usaha milik daerah Jabar, Minggu (25/3). Pihaknya menjalin kemitraan dengan Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah.
Tahun ini ditargetkan 2,4 juta penumpang terbang dari BIJB. Sekitar 17 persen dari 47 juta penduduk Jabar setiap tahun terbang ke Arab Saudi untuk berhaji dan umrah.
Selama ini, mereka harus ke Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Adapun Bandara Husein Sastranegara di Bandung tidak memadai untuk penerbangan internasional. Warga Jabar bagian selatan, seperti Tasikmalaya dan Ciamis, harus menempuh perjalanan darat 12 jam untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta. Dengan adanya BIJB dan jalan tol, perjalanan ke bandara dapat ditempuh sekitar tiga jam.
Untuk sampai ke BIJB yang terletak di Kecamatan Kertajati, warga Bandung menempuh jarak sekitar 110 kilometer melalui Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan keluar di Gerbang Tol Kertajati. Warga di Cirebon hanya butuh sekitar sejam untuk mencapai bandara. Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang ditargetkan beroperasi 2019 bakal mempercepat akses ke BIJB.
Kendala
Namun, sejumlah kendala membayangi penerbangan haji. Asrama haji belum tersedia. Demikian juga tempat penginapan yang memadai. Padahal, awak pesawat serta calon penumpang membutuhkannya. Baru ada satu hotel bintang tiga di pusat kota Majalengka, 20 kilometer dari bandara.
Kendala lain, landas pacu BIJB baru 2.500 meter. Padahal, perlu landasan minimal 3.000 meter agar dapat didarati pesawat terbang berbadan lebar, seperti Boeing 777, yang biasa melayani penumpang haji dan umrah.
”Kami berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk memperpanjang landas pacu hingga 3.000 meter. Lahan sudah ada,” ujar Virda.
Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengingatkan, meski dikejar target, faktor keselamatan dan keamanan bandara tidak dilupakan.
Virda menambahkan, maskapai penerbangan yang telah bekerja sama dengan BIJB ialah Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Citilink, Lion Air, Wings Air, dan Batik Air.
Bupati Majalengka Sutrisno mengakui sejumlah kendala tersebut. ”Apa pun yang terjadi, pemberangkatan haji melalui BIJB akan dilakukan Juli ini, sesuai permintaan Presiden. Paling tidak jemaah asal Wilayah III Cirebon,” ujarnya.
Selain Majalengka, daerah yang termasuk Wilayah III Cirebon ialah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Indramayu.
Bagi warga Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, yang berbatasan dengan Majalengka, terbang lewat BIJB akan lebih nyaman dan lebih dekat dibandingkan dengan ke Semarang.