Satu Anggota Kelompok Separatis Bersenjata di Tembagapura Tewas
Oleh
Fabio M Lopes Costa
·2 menit baca
MIMIKA, KOMPAS — Tim gabungan TNI dan Polri terlibat kontak senjata dengan kelompok separatis bersenjata di Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (4/4/2018). Dalam peristiwa itu, satu anggota kelompok separatis bersenjata bernama Timotius Umabak tewas.
Hal ini disampaikan Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi saat dihubungi dari Jayapura pada Rabu malam. Aidi mengatakan, insiden itu terjadi pada pukul 10.15 WIT.
Aidi mengatakan, kontak senjata dengan kelompok separatis bersenjata (KSB) itu berlangsung selama 30 menit di sekitar Kampung Opitawak. Dalam peristiwa itu, aparat keamanan juga melumpuhkan dua anggota KSB yang bernama Ruben Kupugau (30) dan Kapin Wamang (15).
Hingga kini, kedua anggota KSB yang terkena tembakan tersebut masih menjalani perawatan medis di rumah warga di Opitawak. ”Kami sempat menginterogasi Ruben dan Kapin saat ditemukan dalam kondisi terluka di Opitawak. Namun, keduanya belum mengakui lokasi markas kelompok tersebut,” kata Aidi.
Lebih jauh, ia menjelaskan, aparat keamanan saat ini sudah menguasai enam kampung di Tembagapura, yakni Utikini, Opitawak, Banti 1, Banti 2, Kimbeli, dan Opitawak. Sebelumnya keenam kampung itu di bawah kekuasaan KSB.
Terkait prajurit TNI yang tewas saat kontak senjata dengan KSB di Kampung Banti, Tembagapura, Minggu (1/4), Aidi mengatakan, pihak keluarga telah memakamkan jenazah Prajurit Satu Vicky Rumpaisum di Sorong, Papua Barat, pada Rabu.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Papua Frits Ramandey mengimbau agar konflik antara kedua pihak jangan merugikan masyarakat setempat.
”Negara harus hadir di sana untuk menghentikan konflik berkepanjangan ini. Kemungkinan konflik ini dirancang demi kepentingan oknum tertentu, khususnya menjelang pelaksanaan pemilihan bupati di sana,” ujar Frits.
Dari catatan Kompas, konflik antara aparat keamanan dan KSB yang berlangsung sejak 21 Oktober 2017 hingga kini telah menewaskan tiga aparat keamanan, yakni dua anggota Brigade Mobil Polri dan satu anggota TNI.
Selain itu, tujuh aparat keamanan dari satuan Brimob Polda Papua dan lima warga sipil juga mengalami luka-luka akibat terkena tembakan.