SUKADANA, KOMPAS — Petugas memasang GPS collar pada gajah liar di Kabupaten Tanggamus, Lampung, untuk memantau pergerakan kelompok gajah. Pemasangan dilakukan untuk meminimalisasi konflik gajah dengan manusia di Kecamatan Semaka, Tanggamus. Sepuluh bulan terakhir, kelompok gajah liar kerap memasuki perkebunan dan mendekati permukiman warga Kecamatan Semaka.
Koordinator Lapangan Elephant Respons Unit (ERU) Taman Nasional Way Kambas Nazaruddin, Jumat (6/4/2018), mengatakan, pemasangan GPS collar tersebut telah dilakukan pada Rabu (4/4/2018) malam. Alat tersebut dipasang di leher satu gajah liar yang dominan dalam rombongannya. Dengan alat tersebut, petugas dapat memantau pergerakan gajah dari radius 2 kilometer.
”Jika ada gajah mendekat, alat pendeteksi akan memberikan tanda. Dengan begitu, masyarakat dapat lebih waspada,” kata Nazaruddin dalam acara peresmian pembangunan 16 unit bak air minum gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Lampung, Jumat kemarin.
Di Kecamatan Semaka ada sembilan desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Sembilan desa yang kerap jadi sasaran gajah adalah Desa Margomulyo, Sedayu, Sukaraja, Way Kerap, Srikaton, Parda Waras, Sidomulyo, Talang Asahan, dan Karang Agung.
Penggiringan
Dalam 10 bulan terakhir, petugas telah melakukan 13 kali penggiringan gajah ke dalam kawasan (TNBBS). Selain dibantu oleh tim ERU, penggiringan gajah juga dilakukan oleh pawang gajah di TNBBS. Bahkan, tiga gajah patroli dari Taman Nasional Way Kambas juga telah dikerahkan untuk menggiring gajah liar.
Namun, kawanan gajah kerap memasuki perkebunan warga untuk mencari makan. Gajah merusak tanaman pisang, nangka, dan jagung yang ditanam warga.
Menurut Nazaruddin, konflik antara manusia dan gajah di Semaka sulit dihentikan. Namun, konflik itu dapat dikelola dengan baik jika masyarakat terus mendapat pendampingan dalam penanganan konflik. Pemerintah daerah diharapkan memberikan pendampingan optimal kepada masyarakat di Semaka.
Project Leader WWF-Indonesia Regional Sumatera Bagian Selatan Yob Charles mengatakan, pihaknya akan terus mendampingi penanganan konflik manusia dan gajah di Kecamatan Semaka. Camat Semaka Edi Fahrurrozi mengatakan, penghasilan warga berkurang karena kebunnya rusak. (VIO)