BANDUNG, KOMPAS — Gempa besar dan tsunami yang pernah melanda selatan Jawa mengindikasikan kawasan tersebut memiliki potensi dilanda bencana serupa. Upaya mitigasi perlu diperkuat untuk mengurangi risiko bencana.
"Upaya mitigasi yang dilakukan, seperti penelitian endapan tsunami, merilis peta kawasan rawan bencana, dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi gempa dan tsunami," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/4/2018).
Kasbani mengatakan, berdasarkan kajian ilmiah dan didukung sejarah terjadi bencana, kawasan selatan Jawa memiliki risiko tinggi terjadi gempa besar dan tsunami. Masyarakat diminta tidak panik, tetapi meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat mitigasi.
Isu gempa dan tsunami di selatan Jawa ramai diwartakan media daring setelah muncul dalam seminar "Potensi Tsunami Jawa Barat", di Jakarta, 3 April 2018.
Dari skenario pemodelan, potensi kekuatan gempa magnitudo 9 dan ketinggian tsunami disebutkan dapat mencapai 57 meter di Pandeglang, Banten. Hal itu berdasarkan kajian ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang disampaikan dalam seminar tersebut.
Menanggapi hal itu, Kasbani mengatakan, gempa besar dan tsunami itu potensi, bukan prediksi. "Tsunami dipicu gempa besar. Hingga saat ini belum ada alat untuk memprediksi gempa," ujarnya.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di PVMBG Sri Hidayati mengatakan, kawasan rawan tsunami merupakan lokasi yang berhadapan langsung dengan gempa bumi dengan kondisi pantai landai, berbentuk teluk, dan tanpa penghalang alami (pulau dan vegetasi) atau buatan. (TAM)