PALANGKARAYA, KOMPAS Setelah tiga kali molor, peresmian terminal baru Bandar Udara Tjilik Riwut akan dilakukan pada awal 2019 nanti. Pemerintah menyiapkan Rp 180 miliar untuk tahap penyelesaian terminal baru tersebut.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso di sela-sela kunjungan anggota DPR Komisi V ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (12/4/2018).
Pembangunan Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, dimulai sejak 2016 dan ditargetkan selesai pada 2017, lalu molor ke 2018. Terakhir, karena terjadi pemangkasan anggaran Rp 70 miliar, target pun digeser lagi ke 2019 (Kompas, Kamis 5/1/2017).
”Sekarang ini sudah fokus pembangunannya karena bandara ini sekarang sudah mulai menuju profit. Artinya, ke depan tidak lagi disokong oleh APBN, mungkin bisa ke swasta atau ke badan usaha milik negara (BUMN),” kata Agus.
Terminal baru tersebut dibangun di atas lahan seluas 3,25 hektar dan telah menghabiskan biaya lebih kurang Rp 354 miliar. Terminal tersebut memiliki daya tampung 5.000 penumpang per hari dan akan menggantikan terminal lama yang hanya mampu menampung 1.000 penumpang per hari.
Agus menambahkan, apron baru berukuran 100 meter x 195 meter dan taxi way juga sudah dibangun. Landasan pacu sepanjang 2.600 meter dengan biaya Rp 56 miliar juga sudah dibangun.
Satu juta penumpang
Dari data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, rata-rata peningkatan penumpang dari dan menuju Palangkaraya mencapai 13,8 persen per tahun dengan angka mendekati 1 juta penumpang per tahun. Menurut Agus, nilai rata-rata tersebut merupakan yang paling tinggi di Indonesia, bahkan di Asia Pasifik.
”Rata-rata perkembangan bandara lain itu hanya 11 persen saja, bandara ini bisa lebih dari itu. Maka dari itu, bandara ini termasuk yang paling potensial,” ujar Agus.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengungkapkan, Bandara Tjilik Riwut merupakan pintu masuk peningkatan pendapatan daerah. Butuh sinergitas antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam pembangunan agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat.
”Kami sangat memohon agar pusat melihat potensi-potensi ini dan membangun sesuai dengan kebutuhan atau prioritasnya,” ujarnya.