Bulungan, Cikal Bakal Youth Centre di Indonesia

Hampir 50 tahun yang lalu, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin memunculkan ide untuk mendirikan sebuah tempat yang dapat menampung beragam kegiatan kaum muda yang disebutnya sebagai youth centre (gelanggang remaja). Hal itu diungkapkan Gubernur dalam pertemuannya dengan J Kalumata, seorang pengusaha di Jakarta. (Kompas, Senin, 22 April 1968, halaman 1).Ia melihat bahwa ada sekitar 600.000 kaum muda di Jakarta yang membutuhkan wadah untuk mengalihkan waktu luang ke arah yang lebih bermanfaat dan kreatif. Sebidang tanah di daerah Pasar Rebo, Jakarta, telah disiapkan. Ide ini ternyata mendapat tanggapan yang positif dari KV Reddy, Sekretaris Asia World Assembly of Youh (WAY), saat berkunjung ke Jakarta pada awal Mei 1968.Dalam pertemuannya dengan Sekretaris Negara Mayor Jenderal Alamsyah dan Menteri Perindustrian Tekstil Ir Sanusi, Reddy akan membantu pembangunan gelanggang remaja di Jakarta serta program kepemudaan di Indonesia.Pembangunan di daerah Pasar Rebo terpaksa dibatalkan karena letaknya jauh dari pusat kota. Sebagai gantinya, dipilih dua tempat baru, di Bulungan (Kebayoran) dan Wisma Mulia (Jatinegara). Gubernur, sebagai project officer youth centre, mengingatkan agar organisasi politik tidak menggunakan gedung tersebut sebagai arena kegiatan mereka untuk memengaruhi para pemuda bagi kepentingan politik.Pembangunan di daerah Bulungan pun segera dimulai di atas tanah seluas 6.000 meter persegi. Biayanya diperkirakan Rp 50 juta, di mana Rp 33 juta merupakan sumbangan dari PN Pertamina. Di Youth Centre Bulungan, Kebayoran, dibangun beberapa gedung untuk kegiatan, antara lain perbengkelan, pertukangan, auditorium, musik, khusus untuk kegiatan kewanitaan. Sementara di Wisma Mulia, Jatinegara, biaya pembangunannya mendapat bantuan dari Kedutaan Inggris sebesar 10.000 dollar AS dan warga Inggris yang tinggal di Jakarta. Perusahaan Phillips dan Ralin juga membantu untuk melengkapi fasilitas di perbengkelan dan perlistrikan.Hampir dua jam penuh pidato empat pembicara mengawali peresmian gelanggang remaja di Jalan Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (16/4/1970) pagi. Belasan pelajar dalam barisan upacara peresmian bergeletakan satu per satu, pingsan karena kepanasan. (Kompas, Jumat, 17 April 1970, halaman 2).