MATARAM, KOMPAS Keberadaan Taman Bumi (Geopark) Rinjani, Nusa Tenggara Barat, sebagai anggota baru Taman Bumi Dunia (UNESCO Global Geopark) merupakan hasil perjuangan sejumlah pihak dan penantian panjang, sejak Rinjani ditetapkan sebagai Taman Bumi Nasional.
Predikat ini, menurut General Manager Taman Bumi Rinjani, Chairul Mahsul, memberi dorongan kreativitas dan kerja keras untuk menyiapkan bahan informasi dan data akurat guna dipulikasikan di laman resmi, sebagai ajang promosi Rinjani.
”Tantangannya, kita harus berkomitmen dan bertanggung jawab memperhatikan sisi konservasi (pelestarian), sisi edukasi (pendidikan), sekaligus memanfaatkan keragaman geologi, keragaman hayati, dan keragaman budaya dalam batas kawasan Geopark Rinjani untuk pemberdayaan dan kesejahteraan warga,” ungkap Chairul di Mataram, Lombok, Sabtu (14/4/2018).
Sesuai rekomendasi UNESCO, batas kawasan Taman Bumi Rinjani akan diperluas sampai di selatan Pulau Lombok. Dengan demikian, situs dan jejak geologi gunung api purba di selatan Lombok, seperti Kawasan Khusus Ekonomi Mandalika, Pantai Semeti, dan Pantai Telawas, Lombok Tengah, hingga beberapa titik di timur, seperti Pantai Tanjung Ringgit, Lombok Timur, akan masuk situs Taman Bumi Rinjani.
Selain Rinjani, Taman Bumi Nasional Ciletuh, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, juga disahkan menjadi Taman Bumi Dunia oleh Dewan Geopark Dunia UNESCO. Kedua Taman Buni itu ditetapkan sebagai Taman Bumi Dunia dalam sidang Komite Eksekutif UNESCO di Paris, Perancis, bersama 11 taman bumi lain di berbagai belahan dunia.
”Kemarin, Jumat (13/4), saya mendapat info, sidang Komite Eksekutif UNESCO di Paris menetapkan 13 UNESCO Global Geopark, termasuk Geopark Rinjani dan Geopark Ciletuh sebagai anggota baru UNESCO Global Geopark,” ujar Chairul.
Menurut Chairul, informasi itu diterimanya dari Dana Budiman, General Manager Geopark Ciletuh, yang hadir dalam sidang UNESCO di Paris. Hadir pula utusan RI yang dipimpin Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Prof Arif Rahman (Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO), dan Bambang Hari Wibisono, perwakilan tetap RI untuk UNESCO di Paris.
Menurut Manager Geowisata dan Trekking Taman Bumi Rinjani, Budi Karyawan, piagam kepada Rinjani sebagai anggota baru geopark dunia akan diserahkan di Italia, September 2018.
Usulan Rinjani sebagai geopark dunia sejak 2013 dan status itu semakin jelas saat NTB ditunjuk menjadi tuan rumah Asia-Pacific Geopark Networking tahun 2019. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki empat Taman Dunia, setelah Gunung Batur di Bali dan Gunung Sewu di Yogyakarta.
”Dari pengamatan tim Badan Geologi Bandung dua pekan lalu, ada yang akan menjadi geological sites, juga ada yang akan ditetapkan sebagai warisan geologi atau geological heritage, di luar perluasan kawasan Geopark Rinjani,” tutur Chairul.
Pertimbangan status Rinjani sebagai Taman Bumi Dunia, di antaranya karena punya nilai spiritual bagi etnis Sasak, Lombok. Juga, karena terletak di pelintasan garis imajiner Wallacea, yang menjadi perbatasan ragam flora dan fauna tipe Asia dan Australia. ”Makanya Rinjani punya tagline ’The Tropical bridge between Asia and Australia’,” tutur Budi Karyawan. (RUL)