PALANGKARAYA, KOMPAS — Elpiji 3 kilogram di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mulai langka. Akibatnya, harga pun terus naik di pedagang eceran, dari Rp 28.000 sampai Rp 32.000 per tabung. Pemerintah mulai menelusuri jalur distribusi gas bersubsidi tersebut.
Harga normal elpiji 3 kilogram (kg) di Kota Palangkaraya sebesar Rp 18.000 per tabung. Pemerintah menetapkan harga toleransi tidak boleh lebih dari Rp 20.000 per tabung.
”Masalahnya, harga itu hanya untuk di pangkalan, sedangkan kalau sudah di eceran, tidak bisa lagi dikontrol,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangkaraya Aratuni D Jaban, di Palangkaraya, Senin (16/4/2018).
Sebelumnya, Wali Kota Palangkaraya Riban Satia mengeluarkan surat edaran terkait penjualan dan penggunaan elpiji 3 kg. Tujuannya agar dapat mengontrol harga dan peredaran gas bersubsidi itu.
Dalam surat tersebut, aparatur sipil negara, pegawai badan usaha milik negara/daerah, pelaku usaha dengan penghasilan bersih Rp 50 juta per bulan, dan warga yang memiliki penghasilan di atas Rp 1,5 juta per bulan tidak boleh menggunakan elpiji 3 kg.
”Supaya penggunaan gas 3 kg ini tepat sasaran. Nah, kelangkaan ini belum diketahui pasti penyebabnya. Kami masih akan terus menelusurinya,” ucap Aratuni.
Diserbu warga
Sukmawati (31), ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Hiu Putih VII, Jekan Raya, Kota Palangkaraya, mengatakan sudah tiga hari kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. Baru Senin pagi ini dia mendapatkannya setelah ikut mengantre di pangkalan.
”Biasanya di warung sekitar rumah banyak yang jual, tetapi saat ini hanya ada tabung-tabung kosong,” kata Sukmawati.
Dariti (51), pemilik toko kelontong di Jalan Rajawali, Palangkaraya, menjual elpiji 3 kg dengan harga Rp 32.000 per tabung. Ia menjual dengan harga tinggi karena ia juga mendapatkan pasokan bukan dari pangkalan, melainkan dari warung lain yang ia beli dengan harga Rp 28.000 per tabung.
”Kalau di pangkalan sudah habis, saya terlambat mengantre dari kemarin, jadi tidak kedapatan,” ujarnya.
Dariti menambahkan, biasanya dirinya membeli 10 tabung gas tiap minggu untuk dijual kembali di warungnya. Namun, saat ini, di pangkalan diberlakukan pembatasan pembelian sehingga ia hanya mendapatkan empat atau lima tabung.
Salah satu pemilik pangkalan gas di Jalan Kencana V Nomor 1, Dionisius Utut, mengatakan, dirinya menjual elpiji subsidi 3 kg dengan harga Rp 18.000 per tabung. Ia mendapatkan jatah 1.200 tabung per bulan dari agen resmi PT Resbayu.
”Seminggu dua kali pasokan datang, tetapi langsung ludes diserbu warga. Itu saja sudah dibatasi pembeliannya. Setiap orang hanya boleh satu, tetapi masih saja cepat habisnya,” tutur Utut.