Ketika Jembatan Babat Widang Runtuh
Mengejutkan. Selasa (17/4/2018) pukul 10.30, jembatan Babat-Widang di sisi Barat ambruk tepatnya pada bentang ketiga. Tiga truk dan satu motor tercebur. Satu orang tewas, empat orang terluka.
Yusron (45), warga Babat, ikut mengangkat sopir truk yang mati terjepit dan motor yang tercebur. Semula warga sekitar juga mengira pengendara motor meninggal. ”Saat itu terlihat helm mengambang. Ternyata orangnya sudah berenang lalu dibawa ke Puskesmas Widang. Dua sopir mungkin sudah meloncat,” katanya.
M Rizal Afifuddin, warga Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, pengendara motor tercebur di antara celah truk. Ia masih sadar dan segera berenang.
Temannya, Ubaidillah Maksum, warga Gesikharjo, Kecamatan Palang, berpegangan erat pada bodi truk. Ia tak bisa berenang. Rizal yang sudah menepi kembali menolong rekannya. Keduanya lemas saat ditolong warga. Mereka dibawa ke Puskesmas Widang.
Peristiwa ambruknya jembatan itu pun cepat menyebar. Bahkan, tak sampai 10 menit setelah kejadian sudah beredar viral lewat media sosial Facebook. Setengah jam kemudian juga beredar lewat Whatsapps.
Wibawanto (40), warga Tuban, yang kebetulan naik bus menuju Surabaya, mengabarkan kejadian itu via WA. Ia sempat mengambil gambar dari bus. Sementara Susetyo Fathoni, warga lainnya, mengunggah via Facebook.
Ambruknya jembatan itu juga membuat warga ingin mengabadikan momen itu. Bahkan, Ali, warga Widang, secara khusus mengambil gambar video menggunakan drone. ”Setelah melihat lokasi, saya langsung pulang ambil drone agar leluasa merekamnya,” katanya.
Seorang penjaga warung kopi Giras 71, Faishal, menyebutkan, sekitar pukul 10.30 ada orang turun dari arah jembatan mengabari jembatan ambruk. Beberapa orang yang di warung pun menuju jembatan, sekitat 300 meter dari titik jembatan yang ambruk.
”Waktu itu saya ikut lari ke lokasi sempat ambil foto dan video, lalu saya unggah di Facebook. Waktu itu belum ada polisi. Setelah ada polisi, warga dihalau,” kata Faishal.
Peristiwa ambruknya jembatan itu berawal saat truk bermuatan pasir Varia Usaha, bagian kabin warna merah berpelat nomor polisi S-8569-UE yang dikemudikan Saiful Arif (35), warga Kembangan, Kebomas, Gresik, melaju dari arah Surabaya menuju Tuban.
Di belakangnya ada dump truck W-9352-US yang dikemudikan Mukhlisin (49), warga Banter, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Saat itu ada dump truck lain, dengan bagian kemudi warna putih akan mendahului truk Varia Usaha. Truk itu dikemudikan Samsul Arif, warga Jambuwok, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. ”Posisi kendaraan beriringan. Bersamaan itulah jembatan ambruk, tepatnya pada bentang ketiga,” kata Kepala Kepolisian Resor Tuban Ajun Komisaris Besar Sutrisno .
Saat kejadian, juga ada pengendara sepeda motor Honda Revo L 3466 DJ yang dikemudikan Ubaidillah Maksum, warga Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban berboncengan dengan Muhammad Rizal Afifudin, warga Sumurgenuk, Babat.
Peristiwa ini menyebabkan Mukhlisin tewas di lokasi kejadian, sedangkan Samsul Arif dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Sementara Saiful Arif, Ubaidillah Maksum, dan Muhammad Rizal Afifudin menderita luka ringan.
Proses evakuasi kendaraan dengan crane belum bisa mengevakuasi tiga kendaraan yang tercebur. Evakuasi menunggu crane yang lebih besar.
Dampak ambruknya jembatan memicu kemacetan karena jembatan yang putus berada di jalan nasional poros utama Surabaya-Semarang. Kemacetan itu dari Moropelang Kecamatan, sekitar 7 kilometer dari jembatan. Bahkan, sejumlah sepeda motor melintasi trotoar agar cepat sampai tujuan.
Bupati Lamongan Fadeli yang ingin meninjau lokasi akhirnya naik sepeda motor. Mobil sulit menembus kemacetan. ”Kemacetan itu juga menyulitkan masuknya alat berat crane yang digunakan untuk evakuasi. Ini jalur utama soalnya,” katanya.
Hasil rapat koordinasi antara kepolisian, dinas perhubungan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Badan Pelaksana Jalan Nasional 8, untuk mengurai kemacetan, dilakukan beberapa rekayasa. Arus kendaraan dengan beban maksimal 8 ton dari arah Lamongan ataupun Tuban bisa melewati jembatan di sisi timur yang diberlakukan dua arah dengan sistem buka tutup.
Kendaraan besar ukuran 20-40 kaki (12 meter) dari arah Surabaya, dari Tol Manyar diarahkan melalui jalur pantura, Jalan Daendels, Paciran, Brondong, dan Tuban. Kendaraan besar dari arah Lamongan yang sudah telanjur masuk Lamongan dan Babat diarahkan melalui Bojonegoro, atau putar balik.
Kendaraan besar dari arah Tuban diarahkan melalui jalur Daendels, Brondong, Paciran, dan Gresik. Personel dari kepolisian dan dishub disiagakan di sejumlah titik untuk mengarahkan arus kendaraan dan dilengkapi pemasangan papan petunjuk baik di tol, wilayah Tuban, ataupun Lamongan. Perbaikan dengan menggunakan jembatan bailey akan selesai sebelum Lebaran.
Kejadian itu sungguh tak terduga. Menurut Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Metropolis 2 (Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro) Badan Pelaksana Jalan Nasional 8, Tugiman, pihaknya sedang rapat membahas perbaikan dan pemeliharaan jembatan. Pemeliharaan itu meliputi penggantian baut yang lepas dan mengalami pengerasan. Selain juga menyangkut perbaikan celah antarbentang jembatan juga penutupan lantai jembatan yang retak dan pecah. ”Baru akan dibahas perbaikan di bentang dua, ini yang ambruk malah bentang ketiga,” katanya.