Tujuh DAS di Jawa Tengah Kritis

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (atas kiri), Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi (atas kanan), Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (bawah kiri), dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno menaiki alat berat dalam pengerukan pertama proyek Pengendalian Kanal Banjir Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/1/2018). Proyek dengan nilai total Rp 485 miliar tersebut, sepanjang 6,7 kilometer (km) ditargetkan rampung pada tahun 2019.

SEMARANG - Sedikitnya tujuh daerah aliran sungai (DAS) di Jawa Tengah dalam kondisi kritis. Akibatnya, banjir dan kekeringan silih berganti melanda kawasan itu. Pemulihan daya dukung DAS mendesak dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dan pemberdayaan warga. Ketua Forum Koordinasi Pengelolaan DAS Jawa Tengah Sriyana di sela ”Pertemuan Para Pihak Lintas Wilayah Pengelolaan DAS Garang”, yang diselenggarakan Mercy Corps, di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (18/4/2018), mengatakan, di Jawa Tengah ada 19 DAS akan dipulihkan dan 12 DAS dipertahankan. Tujuh DAS mendesak dipulihkan daya dukungnya, yakni Garang, Serang, Bodri, Juwana, Tuntang, Cacaban, dan Pemali. DAS yang tidak dalam skala prioritas antara lain Lampir, Banger, Babon, Blorong, Jragung, Kaliombo, Gede, Randugunting, Ijo, dan Tipar. (DIT)