SEMARANG, KOMPAS - Selain efek positif bagi masyarakat, kelancaran aksesibilitas seiring pembangunan jalan tol, bandara, dan pelabuhan dikhawatirkan berdampak negatif, yakni mempermudah pintu masuk narkoba, termasuk di Jawa Tengah. Terkait dengan itu, pengawasan terhadap peredaran narkoba ditingkatkan seiring pembangunan infrastruktur.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Heru Winarko menilai, jalan tol Trans-Jawa penghubung Jakarta-Semarang-Surabaya bisa memudahkan peredaran narkoba ke kota-kota besar, termasuk Semarang.
”Dengan jalan tol, nanti larinya ke Semarang. Daerah- daerah sejahtera disasar. Karena itu, saya harapkan semua jajaran, tidak hanya di Semarang, tetapi di Jateng, untuk waspada. Kelurahan dan desa- desa harus dijaga,” kata Heru di sela-sela pemberian penghargaan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kepada 38 personel BNN dan BNN Provinsi Jateng, di Kota Semarang, Kamis (19/4/2018).
Dia menambahkan, kewaspadaan juga perlu ditingkatkan di sekolah-sekolah karena merupakan salah satu yang disasar. ”Wilayah Jateng ini narkoba masuk ke pemuda, termasuk ke anak sekolah, SMP dan SMA. Di antaranya dipaksa mengonsumsi narkoba oleh seniornya. Hal-hal seperti ini harus diperhatikan,” ujar Heru.
Lebih lanjut, Heru berharap dibangun pusat rehabilitasi narkoba di Jateng. Pengajuan akan dilakukan kepada gubernur. Dengan demikian, nantinya pencegahan, pemberantasan, dan rehabilitasi dapat berjalan secara simultan sehingga segala upaya memerangi narkoba dapat optimal.
Lintasan ekonomi
Hendrar Prihadi mengungkapkan, Semarang menjadi salah satu pusat lintas ekonomi di Pulau Jawa. Hal itu membuat pemerintah pusat mengembangkan aksesibilitas dengan pembangunan jalan tol dan pengembangan bandara. Namun, seiring itu, kewaspadaan akan narkoba perlu ditingkatkan.
”Peredaran narkoba menggurita. Jika dibiarkan, ini membahayakan generasi muda. Bangsa bisa hancur. Karena itu, problem ini harus disikapi bersama,” ucap Hendrar.
Ia menyerahkan penghargaan pin emas dan piagam kepada 38 personel BNN dan BNN Jateng terkait dengan pengungkapan tempat produksi pil paracetamol, caffeine, carisoprodol (PCC) pada Desember 2017. Produksi PCC di tempat itu sedikitnya 1 juta butir per hari.
Para penerima penghargaan tersebut di antaranya mantan Kepala BNN Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso, Deputi Bidang Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari, dan Kepala BNN Jateng Brigadir Jenderal (Pol) Tri Agus Heru.
Dari sejumlah daerah dilaporkan, upaya peredaran sabu digagalkan polisi. Kepolisian Resor Tolitoli, Sulawesi Tengah, menggagalkan peredaran sabu 1,5 kilogram di Pelabuhan Dede, Rabu (18/4/2018). Sabu dibawa kurir dari Tarakan, Kalimantan Utara. Narkoba menyerbu Sulteng lewat jalur laut.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hery Murwono di Palu, Sulteng, Kamis (19/4/2018), mengatakan, sabu dibawa MM (25), penumpang KM Bukit Siguntang. Keberadaan sabu diketahui setelah petugas menggeledah dua kardus yang ditinggalkan pemiliknya. Kardus berisi sabu yang ditutup ikan asin.
Di Lampung Selatan, polisi menyita paket berisi 7 ons sabu dalam bagasi bus ALS bernomor BK 7988 DJ, pekan lalu. Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan Ajun Komisaris Besar M Syarhan mengatakan, narkoba itu didapat saat polisi melakukan pemeriksaan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. ”Paket berisi narkoba itu dikirim dari Medan dengan tujuan Tangerang,” ujar Syarhan, Kamis (19/4/2018).
Untuk mengelabui petugas, sabu disembunyikan di dalam kotak lampu. Kotak itu lalu dimasukkan ke dalam dua kardus coklat yang berbeda. Saat digeledah, polisi menemukan sabu yang dikemas dalam tujuh kantong plastik. Polisi lalu menangkap Hu (52), warga Kota Medan, yang kedapatan mengambil kiriman paket sabu itu.