BANYUWANGI, KOMPAS — Kendati memiliki produksi buah-buahan yang cukup tinggi, tingkat konsumsi buah-buahan masyarakat Banyuwangi dinilai rendah. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan.
Data Dinas Kesehatan Banyuwangi menunjukkan, pada tahun 2017 sebanyak 81 persen hingga 90 persen penduduk Banyuwangi kurang mengonsumsi buah. Adapun jumlah penduduk Banyuwangi sekitar 1,6 juta jiwa pada tahun 2017.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono ketika ditemui di Banyuwangi, Rabu (25/4/2018). ”Dari 1,6 juta orang Banyuwangi hanya sekitar 300.000 orang hingga 200.000 orang yang gemar mengonsumsi buah. Padahal, Banyuwangi merupakan penghasil buah berkualitas,” ujarnya.
Rendahnya tingkat konsumsi buah masyarakat Banyuwangi, ujar Lestariono, diakibatkan rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi buah. Selain itu, tingginya semangat mendorong perekonomian juga membuat banyak pekebun buah memilih menjual hasil panennya ke luar Banyuwangi daripada menjualnya di pasar lokal Banyuwangi.
”Masih banyak masyarakat belum paham pentingnya buah bagi tubuh. Karena itu, kami mengambil beberapa langkah untuk mengatasi hal itu, antara lain meminta setiap satuan kerja perangkat daerah dan unit pelaksana teknis untuk menyediakan buah sebagai konsumsi saat rapat,” ujarnya.
Gerakan serupa juga dilakukan terhadap masyarakat dengan aneka sosialisasi. Beberapa di antaranya dengan mengelar festival buah-buahan yang menjadi komoditas andalan Banyuwangi dan Festival Agro.
Lestariono berharap upaya tersebut dapat meningkatkan konsumsi buah masyarakat Banyuwangi. Namun, ia tidak menyampaikan berapa target tingkat konsumsi buah masyarakat Banyuwangi.
Dinas Kesehatan, kata Lestariono, hanya mengimbau agar setiap rumah tangga menyediakan minimal satu jenis buah setiap hari untuk dikonsumsi. Ia menyatakan, minimal satu orang mengonsumsi tiga pisang setiap hari.
Rendahnya tingkat konsumsi buah di Banyuwangi tersebut berbanding terbalik dengan peningkatan produksi dan luasan panen buah-buahan di Banyuwangi Data Badan Pusat Statistik mencatat, pada tahun 2012, luas panen 23.636 ha menghasilkan 418.082 ton buah-buahan.
Jumlah tersebut meningkat pada tahun 2013 menjadi 24.938 ha luas panen dengan produksi buah mencapai 497.640 ton. Sementara pada tahun 2014, luas panen 31.984 ha menghasilkan produksi 663.325 ton.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Banyuwangi Ahmad Khoiri mengatakan, tugas dinas pertanian dalam menyediakan buah-buahan sudah dinilai cukup baik. Hal itu tampak dari peningkatan produksi buah-buahan di Banyuwangi.
”Tahun 2017, produksi buah-buahan kami mencapai 694.295 ton. Produksi tersebut dihasilkan dari komoditas semangka, melon, manggis, jeruk siam, durian, mangga, dan buah naga,” ujarnya.
Adapun tiga komoditas yang menjadi produk unggulan buah-buahan dari Banyuwangi adalah jeruk siam, buah naga, dan manggis. Tahun lalu produksi jeruk siam mencapai 496.887 ton, sementara buah naga 83.747 ton dan manggis 52.466 ton.
Khusus untuk buah naga, kata Khoiri, terdapat 8 persen atau 266 ha dari total lahan 3.336 ha bisa panen di luar musim. Hal itu dilakukan lewat sistem penyinaran lampu pada malam hari selama 2 hingga tiga bulan masa tanam.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.