SERANG, KOMPAS - Hujan deras berkepanjangan memicu banjir di Kota Cilegon dan Kabupaten Serang, Banten, pada Rabu (25/4/2018). Selain merendam permukiman, banjir juga menyebabkan kemacetan parah di jalan yang menghubungkan kabupaten dan kota tersebut. Sementara di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, banjir menghanyutkan satu mobil dan empat motor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Serang Nana Sukmana Kusuma mengatakan, banjir terjadi di Kecamatan Padarincang, Cinangka, Mancak, Gunungsari, dan Kecamatan Kramatwatu. Banjir yang dipicu luapan Sungai Cikalumpang itu merendam setidaknya 12 desa.
Tidak ada korban jiwa karena banjir setinggi 50 sentimeter itu terjadi sejak pukul 08.33. Banjir sudah surut di sebagian besar desa yang terendam pukul 18.00.
”Secara umum, banjir mulai surut. Hanya di Kecamatan Kramatwatu masih kami pantau. Kami sudah menyalurkan bantuan untuk korban banjir,” katanya di Serang, Rabu. Palang Merah Indonesia Kabupaten Serang, polisi, dan TNI juga membantu para korban banjir.
Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Cilegon Afuh Mafruh mengatakan, banjir melanda semua kecamatan di Cilegon, yakni Cibeber, Citangkil, Ciwandan, Cilegon, Purwakarta, Gerogol, Pulomerak, dan Jombang. Jumlah kelurahan yang kebanjiran masih didata. Banjir setinggi antara 0,5 meter dan 1,5 meter akibat luapan Sungai Cibeber itu berangsur surut pukul 19.30.
Banjir juga merendam Jalan Raya Cilegon, Kabupaten Serang. Kemacetan terjadi mulai dari Desa Kramatwatu hingga Desa Toyomerto sepanjang 4 km. Kemacetan mulai terjadi pukul 10.00. Beberapa mobil mogok. Polisi dan TNI mengatur lalu lintas.
Terseret banjir
Di Kabupaten Brebes, satu mobil dan empat motor terseret banjir di Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Rabu sore. Luapan air sejumlah sungai kecil di sekitar Kali Erang merendam puluhan rumah. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Sekretaris Kecamatan Bumiayu Eko Purwanto, dihubungi dari Semarang, mengatakan, peristiwa itu diawali hujan deras, Rabu pukul 12.00. Sekitar pukul 15.30, air memenuhi sejumlah sungai kecil di sekitar Kali Erang hingga meluap ke permukiman. Banjir setinggi 50 cm itu surut dalam satu jam. Sekitar 50 rumah terdampak banjir.
Novia (26), warga Bumiayu, mengatakan, banjir sempat menyebabkan kendaraan tidak bisa melintasi jalan raya. ”Selain kendaraan hanyut, banjir juga menyebabkan jembatan yang biasa digunakan warga sebagai jalan alternatif putus,” kata Novia.
Kepala BPBD Brebes Eko Andalas mengatakan, banjir itu bukan banjir bandang karena tidak disebabkan aliran deras dari hulu. Penyebab banjir antara lain karena ada saluran irigasi mampat, termasuk karena sampah.
Eko menambahkan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat turun hujan deras. ”Kewaspadaan ditingkatkan sambil kami membersihkan saluran serta gorong-gorong. Masyarakat bergerak untuk membersihkan sampah-sampah yang menyumbat,” ucapnya. (BAY/KRN/DIT)